Ekspor Kejar USD 200 M

Rabu, 03 Agustus 2011 – 06:06 WIB

JAKARTA - Kementerian Perdagangan optimistis dapat meraup nilai ekspor USD 200 miliar sampai akhir 2011Padahal, krisis perekonomian di negara tujuan ekspor tradisional belum pulih seratus persen, seperti di AS dan Eropa.
      
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengaku optimistis angka ekspor bisa mencapai USD 200 miliar pada 2011

BACA JUGA: LPEI Kucurkan Rp 17,1 Triliun

Sebab, berdasar pengalaman tahunan selalu ada kenaikan berkali lipat tiap lima tahun sekali
"Pada 2006 lalu nilai ekspor kita USD 100 miliar," kata Mari saat konferensi pers di kantor Kemendag, Selasa (2/8).
      
Dijelaskan, kenaikan nilai ekspor tersebut bergantung pada komoditas

BACA JUGA: Harga Bawang Anjlok, Mentan Minta Pemda Proaktif

Dicontohkan, komoditas primer seperti batu bara, produk mineral, dan komoditas perkebunan memiliki harga stabil
"Kalau manufaktur harga tidak berubah," ucapnya

BACA JUGA: Bursa Saham Rawan Terkoreksi

Sedangkan volume tetap menentukan.

"Karena ada dua hal, antara lain relokasi yang menguntungkan untuk sektor tekstil dan produk tekstil serta footwear (alas kaki), serta naiknya permintaan di luar AS dan Eropa," ucap MariDijelaskan, meski ada penurunan permintaan tapi terjadi relokasi produksi untuk sektor tersebut.

"Walaupun demand konstan dan sedikit turun, yang terjadi relokasi produksi untuk melayani pasar Amerika dari Tiongkok ke Vietnam, Indonesia dan BangladeshDengan demikian, demand Amerika tidak terlalu berkembang tapi yang terjadi shifting dalam resources footwear dan tekstil," urainya.

Dia menguraikan, ekspor footwear tumbuh 44 persen dari hasil investasi sepanjang 1-2 tahun terakhirHal itu menunjukkan ada ekspansi dari kapasitas produksi untuk melayani pergeseran"Antara lain, kenaikan bea tenaga kerja dan kesulitan tenaga kerja di RRT," ucap dia.

Sedangkan kenaikan permintaan di negara luar Amerika dan Eropa terjadi di AsiaDijelaskan Mari, beberapa tahun terakhir, Asia mengalami pertumbuhan terutama daya beliDengan melakukan pedagangan intra, pebisnis dalam negeri bisa mengekspor ke pasar Asia.

"Sepatu itu kita ekspor ke RRT, karena daya beli mereka tinggi untuk membeli produkMungkin Vietnam sebagai negara emerging market, dan itu mungkin macam-macam produk mamin, produk konsumsi, dan lain sebagainyaKarena itu, kita perlu bekerja keras dalam kawasan yang pertumbuhannya tinggi," tandas Mari(res/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sulut jadi Tuan Rumah Pertemuan AEM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler