Ekspor Nonmigas Capai USD10,6 Miliar

Jumat, 03 September 2010 – 20:32 WIB
JAKARTA- Ekspor nonmigas di bulan Juli 2010 tetap menguat dan masih berada di atas angka USD10 miliarEkspor nonmigas bulan Juli 2010 yang mencapai USD 10,6 miliar atau  meningkat sebesar 29,5% bila dibandingkan bulan yang sama tahun 2009, dan lebih tinggi 1,8% dibanding bulan sebelumnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu menerangkan, pertumbuhan ekspor kumulatif nonmigas periode Januari-Juli 2010 mengalami peningkatan 36,9% dibanding periode yang sama tahun 2009

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Uang Palsu Makin Marak

Apabila dilihat dari pergerakannya, lanjut Mendag,  pertumbuhan tersebut menuju ke arah yang positif
Moving average annual growth rate periode Agustus 2009-Juli 2010 mengalami kenaikan 22,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang kembali mencapai angka di atas USD 10 miliar ini mengindikasikan pemulihan ekspor Indonesia yang semakin mantap meskipun impor mengalami kenaikan

BACA JUGA: Mendag Terus Monitor Pasokan Pangan

Kenaikan impor lebih dipicu oleh tingginya permintaan barang modal dan bahan baku/penolong untuk kebutuhan industri dan realisasi investasi di dalam negeri,” kata Mari Elka Pangestu di Gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (3/9).

Dari sisi surplus, lanjut Mendag, meskipun neraca perdagangan Indonesia periode Juli 2010 mengalami defisit sebesar USD 128,7 juta, namun selama Januari-Juli 2010 masih surplus mencapai USD 9,46 miliar
“Defisit neraca perdagangan di bulan Juli 2010 dipicu oleh tingginya permintaan impor migas sehingga neraca perdagangan migas nengalami defisit sebesar USD 227,1 juta,” jelasnya.

Mendag menjelaskan, kinerja neraca perdagangan dipengaruhi oleh banyak faktor

BACA JUGA: Mendag: Stok Bahan Pokok Aman

Tekanan terhadap neraca perdagangan saat ini boleh jadi disebabkan oleh menguatnya rupiah“Karena derasnya aliran modal masuk ke Indonesia yang tercermin dari posisi cadangan devisa yang terus meningkat, menyebabkan rupiah terus menguat hingga menembus di bawah Rp 9.000Apresiasi rupiah akan menguntungkan produsen yang mengimpor barang modal dan bahan baku/penolong sehingga membuat proses produksi akan lebih murah dan pada gilirannya produk kita akan kembali kompetitif,” tegas Mendag.

Lebih jauh Mendag menambahkan, saat ini telah terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia, dari lima  negara tujuan utama ke negara emerging marketPada Januari-Juli 2010 konsentrasi 5 pasar ekspor nonmigas utama (Jepang, RRT, AS, Malaysia dan Singapura) mencapai 47%Perubahan komposisi konsentrasi ini menunjukkan telah terjadinya diversifikasi pasar, dan diharapkan tingkat konsentrasi 5 pasar utama tersebut terus menurun hingga mencapai 43-47% selama periode 2010-2014.

“Jepang dan AS masih menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, namun peningkatan pangsa ekspor ke RRT jauh lebih cepatPangsa ekspor nonmigas ke Jepang mencapai 10,2% selama Januari-Juli 2010 atau nilainya naik sebesar USD 2,3 miliar dibanding periode yang sama tahun 2009,” imbuhnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Booming Otomotif jadi Incaran Ditjen Pajak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler