Ekspor Pertanian Tak Terdampak Covid-19

Rabu, 02 Februari 2022 – 14:11 WIB
Acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 4 Jumat (28/1), secara virtual di AOR BPPSDMP. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pemenuhan kebutuhan dan menjaga ketahanan pangan menjadi tugas penting Kementerian Pertanian. Apalagi, Indonesia memiliki jumlah penduduk sangat besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar.

Dengan kondisi tersebut, diperlukan pangan dalam jumlah mencukupi dan tersebar yang memenuhi kriteria konsumsi maupun logistik yang mudah diakses oleh setiap orang.

BACA JUGA: Hadapi Era 4.0, Penyuluh Pertanian Wajib Lakukan Transformasi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pangan merupakan komoditas penting untuk membangun bangsa.

Ketahanan pangan, menurut mentan, merupakan masalah yang sangat serius. Sebab, ketahanan pangan bagian dari sendi ekonomi masyarakat dan juga menjadi tolok ukur kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: Polisi Geledah Pikap Pengangkut Kelapa Sawit, Muatannya Ternyata

“Ketahanan pangan hal sangat dasar. Bila terpenuhi, maka ekonomi dasar bisa tercapai. Dalam satu tahun belakangan, hanya Kementan yang menunjukkan tren positif dan peningkatan, dari hulu ke hilir," katanya.

Menurut dia, pertumbuhan tersebut terlihat dari ekspor pertanian yang meningkat, devisa negara meningkat, masyarakat sejahtera. Selain itu, Kementan juga mengawal budi daya, pengolahan dan jual beli.

BACA JUGA: Komandan Pasukan Elite Polri Tiba di Ambon

“Kami akan kawal dan dukung dalam hal menjaga ketahanan pangan,” ujar mentan.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan ketahanan pangan adalah suatu keniscayaan.

"Ketahanan pangan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Ini adalah bentuk apresiasi bagi petani yang tak kenal lelah menjaga ketahanan pangan," ujarnya.

Dedi menambahkan jika ekspor pertanian jadi salah satu fokus Kementan apalagi di era pandemi Covid-19.

"Pertanian jadi salah satu sektor yang tidak terpengaruh dan wajib dijaga, serta ditingkatkan kinerja dan produktivitasnya. Kementan berharap peningkatan SDM, profesionalisme, mandiri dan berdaya saing tinggi," ujarnya.

Dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 4 Jumat (28/1) secara virtual di AOR BPPSDMP, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sarwo Edhy mengatakan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan.

"Semuanya tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dari jumlah maupun mutunya dan produksi pangan terus meningkat dengan posisi yang aman di tengah pandemi dan krisis global," ujarnya.

Sarwo Edhy menambahkan jika berbicara ketahanan pangan tentunya bertumpu pada tiga aspek, yaitu bagaimana ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan itu sendiri.

"Dalam rangka pemenuhan pangan kita tidak boleh berhenti pada aspek kecukupan jumlah saja, tetapi harus memastikan pangan terdistribusi secara merata dan terjangkau di seluruh Indonesia," ujarnya.

"Harus dipastikan keamanan dan nutrisi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia cukup aman. Dengan tujuan utama bagaimana kita membangun ketahanan pangan dapat terpenuhi individu yang sehat individu aktif dan produktif secara berkelanjutan," katanya lagi.

Menurutnya, Indonesia patut bersyukur di tengah pandemi sektor pertanian menjadi penyangga ketahanan pangan dapat tumbuh positif.

"Di tengah pandemi kita harus berusaha memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 jiwa penduduk Indonesia, baik dari sisi proteinnya karbohidratnya maupun vitamin-vitamin lainnya termasuk dari unsur-unsur hewani juga," katanya.

Berdasarkan data BPS sektor pertanian tumbuh positif selama tahun 2020 16,24 persen mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi bukan hanya tingkat nasional tetapi juga di dunia.

Pada triwulan pertama di 2021 juga tumbuh lebih kurang 2,95 persen, tentunya semua itu karena peran penting penyuluh, petani serta semua yang terlibat di dalam melaksanakan pembangunan pertanian secara berkelanjutan menuju pertanian yang maju mandiri dan modern.

Sarwo Edhy juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para petani, penyuluh, dan pemerintah yang telah mendukung program kegiatan Kementan sehingga sampai saat ini keamanan pangan terjaga.

Narasumber MSPP lainnya, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Anas menambahkan jika saat ini kegiatan utama BKP dengan kondisi yang abu-abu akibat terbitnya Perpres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional diantaranya adalah yang pertama adalah program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan yang berkualitas.

Dengan kegiatan teknisnya di antaranya adalah pemantapan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, pemantapan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan serta pemantapan ketersediaan dan penanganan rawan pangan.

"Semua itu menjadi kegiatan utama dari BKP, kebetulan ada tiga pusat jadi masing-masing pusat memegang satu kegiatan utama. Sedangkan program selanjutnya atau yang kedua dukungan manajemen dan teknis lainnya baik di Pusat dan daerah," ujarnya.

Sedangkan salah satu kegiatan diversifikasi pangan yaitu Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan aksebilitas dan pemanfaatan pangan rumah tangga, meningkatkan pendapatan rumah tangga, mendukung penanganan pravelensi stunting dan mengatasi pengangguran.

"Kadang orang bertanya kenapa BKP mengurus tanaman, karena memang sasaran dan pendekatannya berbeda jelasnya. Karena tidak masuk kepada petani tetapi masuk ke kelompok-kelompok masyarakat yang mau dan punya lahan apalagi di saat pandemi. Saat ini banyak masuk ke petani milenial tema urban farming program membangun green house atau tempat melakukan hilirisasi dari produk green house tersebut," katanya.

Diharapkan dari ketersediaan, pemanfaatan dan keterjangkauan ketiganya dapat bersinergi agar memberikan kemandirian pangan dan kedaulatan pangan.

Karena kedaulatan adalah hak dari sebuah negara dan ini menjadi tujuan kita. Dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada.

"Mari kita bersama-sama melakukan kerja sama yang terintegrasi sehingga menghasilkan output maksimal dan mempunyai nilai akuntabilitas yang tinggi apalagi terkait dengan data," ujarnya.

"Bersama-sama kita mengampanyekan diversikasi pangan di lingkungan kita dan masyarakat luar, karena dengan diversifikasi akan meringankan beban kita dan kenyang tidak harus nasi," katanya. (rhs/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler