Kalangan eksportir sapi Australia saat ini menunggu terbitnya izin impor dari Pemerintah Indonesia untuk catur wulan kedua 2016. Pada cawu pertama Indonesia menerbitkan izin impor sebesar 200 ribu ekor.

Diperkirakan kuota impor untuk periode empat bulan kedua 2016 ini akan berkisar pada angka yang sama atau sedikit lebih tinggi.

BACA JUGA: Jelang Olimpiade, Australia Suplai Daging Sapi Bagi Atlet Angkat Besi Indonesia

Kini memasuki bulan Mei, aktivitas pengapalan ternak di sejumlah pelabuhan Australia akan sangat bergantung pada izin dari pemerintah Indonesia tersebut.

Meskipun sepanjang tahun lalu ada permintaan besar ternak sapi dari Vietnam, namun jumlah sapi Australia yang terjual di negara itu sangat minim.

BACA JUGA: Entrepreneur Australia, Craig Wright Akui Dirinya Pencipta Bitcoin

Menurut Stuart Kemp dari Asosiasi Eksportir Ternak Northern Territory (NTLEA), pihaknya memperkirakan Pemerintah Indonesia akan menerbitkan izin impor itu dalam pekan ini.


Kapal pengangkut ternak, Finola, meninggalkan Pelabuhan Darwin Harbour. (Foto: ABC/Carl Curtain)

BACA JUGA: RS Queensland Perkenalkan Obat Bius Semprot Bagi Pasien Anak di UGD

"Kami ingin permintaan sapi bisa dilakukan berdasarkan kuota izin itu. Sehingga stok ternaknya mungkin sudah bisa dinaikkan ke kapal pada akhir pekan depan atau setelah itu," jelasnya kepada wartawan ABC Carl Curtain.

Mengenai pasar ternak di Vietnam, Kemp mengatakan kalangan eksportir sapi Australia tidak bisa  terlalu berharap bisa menjual ternaknya di sana terkait dengan jumlah pasokan yang besar.

"Pasar Vietnam tadinya lebih fokus pada produk daging yang sudah siap, lalu mulai melirik ternak sapi ukuran besar. Kemudian berubah menjadi pasar sapi untuk penggemukan," jelasnya.

"Permintaan sapi (untuk penggemukan) sangat tinggi di Vietnam. Namun umumnya masih berada di penggemukan, butuh waktu untuk bisa dipasarkany," kata Kemps.

"Akibatnya permintaan kini menurun sehingga tahun ini ekspor sapi (untuk penggemukan) ke Vietnam sangat minim," tambahnya.

Mengenai harga sapi ekspor (untuk penggemukan) saat ini, Kemp mengatakan, berada pada kisaran di bawah tiga dollar perkilo.

"Saat ini harga yang ditawarkan di bawah tiga dollar. Situasinya dinamis dan terus berubah," ujar Kemp lagi.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wildlife Witness, Aplikasi Ponsel Ajak Turis Laporkan Perdagangan Satwa Liar

Berita Terkait