jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas Demokrat melejit dari 8,5 persen pada Juni menjadi 11,3 persen sesuai hasil survei Polmatrix Indonesia terbaru yang dirilis pada Sabtu (29/10).
Kenaikan elektabilitas parpol pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) justru terjadi setelah Anies Baswedan dideklarasikan Partai NasDem menjadi bakal calon presiden atau Capres 2024.
BACA JUGA: DPW PPP Ramai-Ramai Mendeklarasikan Ganjar Pranowo Bakal Capres 2024
Namun, pencalonan Anies oleh NasDem tidak berdampak positif terhadap elektabilitas parpol pimpinan Surya Paloh.
"Pascadeklarasi Anies, elektabilitas NasDem terus melorot, sebaliknya Demokrat justru melejit ke peringkat kedua," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto di Jakarta, Sabtu.
BACA JUGA: Anies Dikasih Tongkat dari Tanduk Rusa oleh Habib Novel, Apa Maknanya?
Dendik menyebut dengan elektabilitas 11,3 persen, Demokrat menggeser posisi Partai Gerindra di peringkat kedua.
Melihat angka tersebut, dia memprediksi Demokrat berpeluang mengulang kejayaan masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
BACA JUGA: Demokrat Sepakat dengan BEM UI: Presidensi Jokowi Memang Sia-Sia
Pada survei terbaru Polmatrix, PDIP masih kokoh di posisi teratas dengan elektabilitas 18,5 persen, sedangkan Gerindra digusur Demokrat ke peringkat tiga (10,8 persen).
Berikutnya ada Golkar (8,0 persen), terpaut tipis dengan PKB (7,7 persen).
Lalu, elektabilitas PSI (5,5 persen) dan PKS (4,7 persen), yang termasuk dalam partai-partai dengan elektabilitas di atas ambang batas 4 persen.
Selain NasDem, beberapa partai Senayan dikhawatirkan gagal melenggang kembali, yaitu PAN (2,5 persen) dan PPP (2,0 persen).
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 17-22 Oktober 2022 dengan 2.000 responden mewakili 34 provinsi.
Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar kurang lebih 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Cawapres Pendamping Anies Baswedan
Dendik Rulianto mengatakan partai-partai politik berharap mendulang coattail effect dengan mengusung pasangan capres-cawapres, sehingga menambah perolehan suara parpol pada pemilu legislatif.
"Usulan siapa cawapres yang bakal mendampingi Anies membuat PKS dan Demokrat masih belum sepakat untuk bergabung,” kata Dendik.
Dari sejumlah usulan nama kader PKS, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) makin menguat.
Sebaliknya, Demokrat kukuh mengajukan AHY, sedangkan NasDem menggodok nama-nama seperti Andika Perkasa dan Khofifah Indar Parawansa.
"Pemilih Anies terutama dari kalangan Islam masih wait and see, apakah koalisi yang digagas NasDem bakal terbentuk agar bisa mengusung Anies pada pilpres," tuturnya.
Dendik mengatakan jika koalisi gagal terbentuk, Anies diprediksi tidak akan memperoleh tiket untuk berlaga.
"Jika tercapai duet Anies - AHY, besar kemungkinan Demokrat bakal makin meningkat elektabilitasnya," ucap Dendik. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam