Elektabilitas Milton Tertinggi, Disusul Sutarmidji dan Lasarus

Senin, 21 Agustus 2017 – 22:39 WIB
Pilkada serentak 2018 diikuti 171 daerah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Lembaga survei Indonesia Development Monitoring (IDM) merilis hasil survei terkait pemilihan kepala daerah Kalimantan Barat 2018.

Survei dilakukan untuk mengetahui tingkat elektabilitas dari tujuh tokoh yang gadang-gadang akan menjadi calon gubernur.

BACA JUGA: Maju Pilkada, Rektor Harus Mundur

Direktur Eksekutif IDM Fahmi Hafel mengatakan, mantan Bupati Sintang Milton Crosby, memperoleh tingkat keterplihan (elektabilitas) paling tinggi yakni 28,7 persen.

Di posisi kedua, kata dia, ada Wali Kota Pontianak Sutarmidji 22,7 persen.

BACA JUGA: Inilah Hasil Survei LKPI soal Kandidat Cagub Kalbar

Anggota DPR Lasarus berada di posisi ketiga dengan raihan 10,1 persen. Bupati Kayong Utara Hildi Hamid 8,7 persen, Bupati Landak Karolin Margret Natasha 7,7 persen.

“Bupati Mempawah Ria Norsan 7,4 persen dan Bupati Bengkayang Suryadman Gidot 5,1 persen,” kata Fahmi dalam keterangannya, Senin (21/8).

Survei ini digelar pada 6-15 Agustus 2017 dengan melibatkan 1984 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Adapun margin of error lebih kurang 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Lebih lanjut Fahmi menyoroti elektabilitas Karolin yang tak lain merupakan putri Gubernur Kalbar Cornelis yang hanya meraih 7,7 persen.

BACA JUGA: Survei Median: Pilgub Kalbar Berpotensi Panas Mirip DKI

Menurut Fahmi, raihan Karolin ini menggambarkan bahwa masyarakat Kalbar menolak politik dinasti dalam kepemimpinan di sana.

“Dan kalau melihat terpilihnya Karolin sebagai bupati Landak pada 2017 lebih disebabkan karena adanya pemborongan partai-partai sehingga Karolin hanya melawan kotak kosong,” ujar dia.

Karena itu, Fahmi menyarankan partai-partai yang menjadi pengusung di pilgub Kalbar tidak melakukan jual-beli rekomendasi untuk mendudukng seseorang menjadi calon tunggal.

Sebab, ujar Fahmi, hal ini nantinya akan berakibat fatal. Dia menjelaskan, jika terjadi calon tunggal seperti di Kabupaten Landak ketika itu, maka suara partai di luar PDI Perjuangan akan habis pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 nanti.

"Dan khusus untuk Gerindra yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres di 2019 maka tingkat keterpilihan di Kalbar akan semakin rendah di bawah capres dari PDIP," pungkasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei Median: Midji Unggul di Kalbar, Karolin Terpopuler


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler