jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyarankan agar pemerintah menggandeng Twitter agar lebih dalam mengontrol masyarakat dalam bersosial media.
Hal ini Teddy katakan setelah, pemilik Twitter Elon Musk melakukan sejumlah pembatasan terhadap pengguna media sosial tersebut.
BACA JUGA: Elite Partai Garuda Sindir Pihak yang Menyebut Jokowi seperti Kontestan Pilpres
"Elon Musk membatasi pengguna membaca aplikasi Twitter, baik yang terverifikasi maupun yang tidak terverifikasi. Alasan Elon Musk adalah, agar pengguna Twitter tidak kecanduan dan bisa melakukan hal lain bersama teman dan keluarga. Dia tidak ingin twitter digunakan secara salah, sehingga merugikan manusia," ujar Teddy Gusnaidi, Selasa (4/7).
Langkah yang dilakukan oleh Elon Musk ini menurut Teddy bisa dijadikan momentum bagi pemerintah untuk menggandeng Twitter.
BACA JUGA: Elite Partai Garuda Yakin MK Tolak Gugatan Jabatan Ketum Parpol
Teddy menuturkan pemerintah pernah mengusulkan agar kartu identitas, baik KTP maupun SIM bisa dijadikan syarat untuk registrasi penggunaan media sosial.
"Pemerintah melalui Menkominfo pada 2018 pernah mengatakan bahwa, usul media sosial menggunakan KTP itu bagus tapi harus dirembuk dengan pemilik media sosial. DPR pun pada tahun 2016 punya usul yang sama, termasuk MPR pada 2021, mengeluarkan usul yang sama. Tetapi itu semua hanya sekadar usulan," katanya.
Teddy mengungkapkan kesempatan pemerintah untuk mengajak Elon Musk bekerja sama bisa terbuka lebar. Asalkan pemerintah bisa menjelaskan aplikasi Twitter seringkali disalahgunakan.
"Bahwa aplikasi Twitter kini banyak dipergunakan para pelaku kejahatan, tapi sulit untuk diproses hukum karena tidak memiliki identitas," tutur Jubir Partai Garuda itu.
Oleh karena itu, Teddy mengatakan jika pemerintah dan Elon Musk sepakat, maka Twitter menjadi pelopor penggunaan kartu identitas resmi yang dikeluarkan oleh negara di setiap akun media sosial.
"Agar supaya penggunaan media sosial menjadi sehat, karena pelaku kejahatan tidak bisa lagi menyembunyikan identitasnya," pungkas Teddy.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul