jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan hukum harus ditegakkan di kasus dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan oleh Rocky Gerung.
Menurut Teddy, meski Indonesia adalah negara demokrasi. Namun tidak serta-merta orang dengan seenaknya saja melecehkan dan menghina seorang kepala negara. Semuanya perlu ada batasannya.
BACA JUGA: Kamhar PD Pertanyakan Pemahaman Demokrasi Pihak yang Mengotot Memerkarakan Rocky Gerung
"Dengan alasan yang dihina dan dituduh itu bukan personal Jokowi, ketika Rocky Gerung menghina dan menuduh Jokowi, maka dikemudian hari, makian, hinaan dan tuduhan akan legal dilakukan atas nama demokrasi. Ini sangat bisa terjadi kalau hukum tidak ditegakkan terhadap tindakan yang tidak pantas ini," ujar Teddy kepada wartawan, Selasa (8/8).
Teddy mencontohkan seorang warga memaki-maki dan menuduh ketua mencuri uang, maka warga itu tidak bisa dituntut. Alasannya, yang dihina dan dituduh itu jabatan bukan personal.
BACA JUGA: Partai Perindo Kecam Pernyataan Rocky Gerung
"Misalnya orang membakar kitab suci, kitab suci itu dia beli, maka dia tidak bisa dituntut, karena dia tidak mencuri, tapi membeli. Dia beralasan yang dia bakar itu kertas, bukan kitab suci apalagi ayat suci, karena kertas itu bukanlah ayat," katanya.
Contoh lainnya Teddy mengungkapkan, ada seseorang yang menghina Tuhan, dengan banyak alasan maka tidak bisa dituntut hukum?
"Maka ketika dituntut orang tersebut berkata kenapa kalian menuntut saya? Kalian bukan Tuhan kan? Biar Tuhan yang menuntut saya, bukan kalian. Kalau kalian masih mau menuntut saya, mana surat kuasa dari Tuhan?" ungkap Jubir Partai Garuda.
Karena itu Teddy berujar, jika menggunakan UU, maka orang tersebut akan beralasan bahwa yang dia hina bukan Tuhan di agama-agama yang diakui di Indonesia. Melainkan Tuhan di luar agama yang ada di Indonesia, maka dia tidak bisa dijerat.
"Ini yang akan terjadi di kemudian hari jika terjadi pembiaran," tegasnya.
Sekadar informasi, Rocky Gerung menyebut Presiden Jokowi sebagai 'bajingan tolol'. Rocky mengkritik Jokowi dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Rocky yang tak setuju dengan IKN lantas menyebut Jokowi 'bajingan tolol'.
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaan dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tapi ambisi Jokowi adalah pertahankan legacy. Dia masih ke China nawarin IKN. Masih mondar-mandir dari ke koalisi ke koalisi lain, cari kejelasan nasibnya," kata Rocky.(mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi