Elpiji 50 Kg Naik Harga

Sabtu, 02 Juli 2011 – 05:28 WIB

JAKARTA - Kalangan industri dan bisnis yang selama ini menggunakan elpiji tabung 50 kilogram (Kg) maupun bulk, harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalamPasalnya, pekan depan, Pertamina memastikan akan menaikkan harga.

Vice President (VP) Komunikasi PT Pertamina Mochamad Harun mengatakan, jajaran direksi Pertamina sudah sepakat untuk menaikkan harga elpiji 50 Kg dan bulk sebesar 10 persen mulai pekan depan

BACA JUGA: ASF Kantongi Pinjaman USD 200 Juta

"Nanti tanggalnya akan kami sampaikan," ujarnya di Jakarta kemarin (1/7).

Menurut Harun, kenaikan harga elpiji 50 Kg tersebut merupakan langkah yang diambil perseroan untuk menekan kerugian dari bisnis elpiji nonsubsidi, karena Pertamina menjual elpiji lebih murah dibanding harga keekonomiannya.

Sebagaimana diketahui, saat ini Pertamina menjual elpiji 50 Kg dengan harga Rp 7.355 per Kg, padahal harga keekonomian elpiji mencapai kisaran Rp 8.500 - 9.000 per Kg
Selisih harga itulah yang ditanggung Pertamina sebagai kerugian

BACA JUGA: Beras Picu Ancaman Inflasi

"Dengan penyesuain harga ini, kami harap industri ikut berbagi beban," katanya.

Selama ini, elpiji 50 kg dan bulk banyak digunakan oleh industri sektor usaha kecil menengah (UKM), maupun pelanggan komersial seperti hotel, restoran, rumah sakit, maupun rumah mewah.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, untuk bisnis elpiji nonsubsidi (12 Kg, 50 Kg, dan bulk), tahun lalu Pertamina merugi hingga Rp 3,24 triliun
"Jika tidak ada penyesuaian harga, maka tahun ini kerugian dari bisnis elpiji nonsubsidi akan mencapai Rp 4,7 triliun," ujarnya

BACA JUGA: CBR 150 Diyakini Tembus 8,1 Juta Unit

Padahal, dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011, kerugian bisnis elpiji nonsubsidi ditargetkan bisa ditekan hingga Rp 2,3 triliun.

Djaelani menyebut, sepanjang kuartal I 2011, Pertamina telah menjual elpiji nonsubsidi sebanyak 0,29 metrik ton, atau melampaui target yang sebesar 0,23 metrik ton"Hingga akhir tahun nanti, penjualan elpiji nonsubsidi akan mencapai 0,90 metrik ton," ujarnya.

Harun menambahkan, sebenarnya, permintaan elpiji 50 Kg oleh pelaku industri dan bisnis diperkirakan mencapai 1,2 juta tonNamun, karena tidak ingin terlalu banyak merugi, Pertamina terpaksa membatasi penjualan hingga 900 ribu ton saja"Karena itu, dengan penyesuain harga, kami akan menambah pasokan untuk kebutuhan industri, "karena menjelang Puasa dan Lebaran, biasanya kebutuhan gas elpiji terus meningkat," janjinya.

Lalu, bagaimana dengan elpiji 12 Kg? Rupanya, Pertamina juga berencana menaikkan hargaNamun, konsumen elpiji 12 Kg punya sedikit waktu bernapas, karena jika dilakukan, maka kenaikan harganya tidak dalam waktu dekat"Kemungkinan setelah Lebaran," kata Harun.

Menurut dia, saat ini Pertamina masih terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM terkait rencana kenaikan harga elpiji 12 KgPasalnya, Kementerian ESDM khawatir jika kenaikan harga elpiji tersebut akan memicu perpindahan konsumen dari 12 Kg ke 3 Kg, sehingga mengancam program konversi.

Direktur Hilir Ditjen Migas Kementerian ESDM Saryono Hadiwijoyo mengatakan, kekhawatiran itulah yang hingga kini membuat Kementerian ESDM belum memberikan persetujuan terhadap rencana kenaikan harga elpiji 12 Kg oleh Pertamina"Kalau Pertamina tetap ingin menaikkan, Pertamina harus siap mengantisipasi jika terjadi perpindahan ke elpiji 3 Kg atau pengoplosan," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN kemarin(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditjen Pajak Lakukan Sensus Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler