jpnn.com, MADIUN - Kaum perempuan dinilai masih rawan menjadi korban politik uang atau money politic.
Selain itu, kaum perempuan juga dianggap rentan terhadap mobilisasi dan menjadi sasaran bagi-bagi sembako jelang pemilu 2019.
BACA JUGA: Lho Kok Kalender Prabowo - Sandi Pakai Logo Pemkab ?
Menyikapi hal tersebut, Bawaslu Kota Madiun meminta agar perempuan bijak dalam berpolitik.
BACA JUGA : Bawaslu Akan Patroli Antipolitik Uang di Masa Tenang
BACA JUGA: Respons Fahri Hamzah soal Pak Luhut Ketahuan Berikan Amplop ke Kiai demi Baju Putih
Ketua Bawaslu Kota Madiun, Kokok Heru Purwoko, mengatakan, selama ini, mindset di kalangan ibu-ibu cenderung menunggu ada pemberian uang dari peserta pemilu.
Hal itu harus diubah dikarenakan money politic jelas melanggar ketentuan.
BACA JUGA: Pilkades Jadi Penyebab Politik Uang Marak?
"Bawaslu meminta organisasi perempuan di Kota Madiun untuk ikut menjadi pengawas partisipatif dalam pemilu tahun ini," tegas Kokok.
BACA JUGA : Politik Uang: Rp 100 Ribu, Beras 2 Kilogram, dan Gula
Sementara itu, Eka Rahmawati, Komisioner Bawaslu Jawa Timur, menegaskan, politik uang yang menyasar kaum perempuan perlu diwaspadai.
"Partisipasi politik di kalangan perempuan saat ini juga dinilai belum optimal," ujar Eka.
BACA JUGA : Waspada! Semua Daerah Rawan Politik Uang Selama Pemilu 2019
Pemilu 2019 tinggal hitungan hari, Bawaslu dipastikan akan bekerja ekstrakeras dalam pengawasan di sisa masa kampanye saat ini. Untuk itu, keterlibatan pengawas partisipatif dinilai efektif dalam pengawasan pesta demokrasi tahun ini. (yos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Rizieq, Silakan Datang ke Bawaslu
Redaktur & Reporter : Natalia