Emiten Perkebunan Kurang Bergairah di Bursa

Selasa, 09 Agustus 2016 – 07:46 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kontribusi komoditas pertanian diprediksi membesar berkat penguatan harga minyak sawit mentah di pasar dunia selama sepekan terakhir. Harga crude palm oil (CPO) diprediksi berada dalam kisaran RM 2.500–RM 2.600 per ton pada kuartal ketiga tahun ini.

Pada perdagangan di bursa Malaysia kemarin, kontrak berjangka CPO dibuka menguat 0,66 persen ke level 2.423 per ton. Sejauh ini apresiasi pasar terhadap emiten sektor perkebunan masih minim jika dibandingkan dengan sektor lain.

BACA JUGA: Trik Kafe Gaet Pengunjung, Dari Potong Rambut Hingga Medsos

Sejak awal tahun, pergerakan indeks di sektor agrikultur yang dihuni 21 emiten perkebunan sawit baru tumbuh 6,04 persen. Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah melonjak 18,85 persen secara year to date.

Harga saham PT Astra Agro Lestari (ALI) ditutup melemah 0,50 persen ke Rp 15.050 per saham. Sementara itu, saham PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) ditutup stagnan pada harga Rp 1.480 per saham.

BACA JUGA: TNI Bantu Tingkatkan Produksi Pangan Nasional

Rendahnya pergerakan harga saham emiten sawit menjadikan sektor agrikultur terseok-seok pada peringkat kedua terbawah kontributor pergerakan indeks. Perkebunan hanya sedikit unggul dari sektor perdagangan dan jasa.

’’Sektor agrikultur merupakan kontributor (pertumbuhan gross domestic product, Red) karena faktor pergeseran musim panen,’’ kata Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy.

BACA JUGA: Perkuat Modal, Jajaki Rights Issue Rp 500 Miliar

Analis Mandiri Sekuritas Yudha Gautama memprediksi harga CPO berbalik menguat dalam jangka pendek karena terdorong stok ulang India dan Tiongkok serta musim liburan.

’’Fundamental minyak kedelai sebagai pesaing CPO juga suportif (terhadap penetrasi CPO, Red),’’ katanya. (gen/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilik Kafe Modern Masih Bisa Nikmati Tax Holiday


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler