Emiten Tambang Mulai Bergairah, Laba Tumbuh Tipis

Senin, 06 Juni 2016 – 01:04 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Emiten pertambangan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) meraup laba Rp 3,44 triliun sepanjang 2015. Total, terjadi kenaikan kinerja emiten dengan pertumbuhan rata-rata laba komprehensif 8,6 persen di tengah perlambatan ekonomi tahun lalu.

Berdasar laporan tahunan emiten 2015, rata-rata pertumbuhan laba komprehensif emiten tercatat Rp 591,81 miliar jika dibandingkan dengan Rp 544,94 miliar pada 2014.

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Segera Wujudkan Holding BUMN Energi

Persentase itu masih setengah dari rata-rata persentase kenaikan laba komprehensif emiten 16,35 persen pada periode 2005–2015. Khusus pada 2015, sebanyak 74,3 persen emiten mampu membukukan keuntungan.

Secara sektoral, laba komprehensif emiten industri dasar dan kimia mencatatkan kenaikan tertinggi 67,9 persen jika dibandingkan dengan sektor lain.

BACA JUGA: Ini Cara Mencapai Pertumbuhan 5,3 Persen

Sektor pertambangan yang sudah lesu darah sejak 2012 terlihat bangkit. Kinerja keuangan emiten sektor tersebut mampu membukukan laba Rp 3,44 triliun pada 2015 bila dibandingkan dengan kerugian Rp 1,03 triliun pada 2014.

Direktur BEI Samsul Hidayat menyatakan, beberapa sektor memang tidak bisa menghindari situasi yang terjadi, terutama terkait kondisi global dan dampaknya terhadap harga komoditas.

BACA JUGA: Malaysia Bisa, Indonesia Harus Lebih Bisa!

Meski begitu, secara umum, dia menilai, perusahaan di Indonesia, terutama yang berbasis pasar di dalam negeri, cukup tahan banting menghadapi situasi perlambatan ekonomi yang terjadi hingga awal tahun ini.

Samsul menjelaskan, perusahaan-perusahaan Indonesia cukup berpengalaman menghadapi gejolak ekonomi pascakrisis 1998. Positifnya, kinerja emiten tahun lalu dinilai berlanjut sampai kuartal pertama 2016.

”Dengan dasar laporan (keuangan emiten, Red) 2015 dan kuartal pertama 2016, kepercayaan investor mulai naik. Itu menandakan bahwa kinerja emiten memang cukup kuat,” ujarnya.

Ditambah, harga komoditas unggulan dunia kembali menguat, yaitu minyak. Diharapkan, hal itu berdampak ke komoditas lain sehingga positif bagi emiten sektor pertambangan. ”Sekarang mulai terlihat. Banyak analisis yang menyebutkan bahwa pertambangan mulai membaik,” tuturnya.

Sepanjang pekan lalu, investor memperlihatkan pandangan positif di pasar saham. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode 30 Mei–3 Juni 2016 naik 0,81 persen ke posisi 4.853,92 jika dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya di level 4.814,73.

Kapitalisasi pasar BEI sepanjang pekan lalu meningkat menjadi Rp 5.160 triliun dari Rp 5.116 triliun pada akhir pekan sebelumnya. Rata-rata, nilai transaksi harian di pasar saham Indonesia juga naik 24,3 persen menjadi Rp 5,5 triliun dari Rp 4,4 triliun.

Investor asing sepanjang perdagangan pekan mencatatkan pembelian bersih Rp 1,6 triliun. Secara year to date sejak awal tahun sampai akhir pekan lalu, aliran dana investor asing di pasar saham tercatat membeli bersih Rp 4,9 triliun. (gen/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lho...Pak Jokowi Diminta Harus Intens Blusukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler