Empat Faktor Ini Jadi Penentu Lolosnya Indonesia ke DK PBB

Rabu, 13 Juni 2018 – 06:32 WIB
Biro Pers Setpres - Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi dan Menseneg Pratikno, saat konferensi pers di Istana Bogorz Selasa (22/6)

jpnn.com, BOGOR - Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang keempat kalinya untuk periode 2019-2020, tidak terlepas dari empat faktor yang cukup menentukan.

Faktor pertama, menurut Presiden Joko Widodo, adalah kondisi dari dalam negeri Indonesia itu sendiri yang dinilai demokratis, stabil, dan damai.

BACA JUGA: Jokowi: Isu Palestina Jadi Agenda Prioritas RI di DK PBB

"Kondisi dalam negeri Indonesia yang demokratis, stabil, dan damai. Kondisi dalam negeri Indonesia ini memiliki kontribusi yang besar dalam kemenangan ini," ucap Presiden yang beken disapa Jokowi tersebut di  Istana Bogor, Jawa Barat pada Selasa (12/6).

Selanjutnya, rekam jejak Indonesia dalam pergaulan internasional turut mendapatkan tempat tersendiri.

BACA JUGA: Indonesia Masuk DK PBB, Jokowi: Alhamdulillah

Kontribusi diplomasi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia selama ini telah berandil besar dalam pencapaian ini.

"Yang kedua, rekam jejak dan kontribusi diplomasi Indonesia dalam turut menjaga perdamaian dunia," ucap mantan gubernur DKI itu.

BACA JUGA: Ini Isu yang Akan Diusung Indonesia di DK PBB

Berikutnya, independensi politik luar negeri Indonesia dan peranan RI dalam menjembatani perbedaan-perbedaan di negara konflik sekalipun juga menjadi penentu bagi keberhasilan Indonesia.

"Dan yang keempat, peran Indonesia dalam menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada termasuk di negara-negara yang dilanda konflik," imbuhnya.

Setelah tergabung dalam anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia akan memberikan empat prioritas dalam keanggotaannya.

Pertama, mengedepankan penyelesaian konflik dengan cara-cara damai.

Kedua, Indonesia juga mendorong hubungan yang lebih erat antara organisasi-organisasi kawasan dengan DK PBB.

Ketiga menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam menangani kejahatan lintas batas, termasuk kejahatan terorisme yang menjadi masalah bersama negara-negara di dunia.

“Serta kita ingin menyinergikan upaya menciptakan perdamaian dengan pencapaian agenda pembangunan 2030," pungkas Kepala Negara.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Harus Lebih Maksimal Dorong Kemerdekaan Palestina


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler