SURABAYA - Hari keempat Banjir Jalan Raya Porong yang membenamkan infrastruktur perhubungan tetap belum mendapatkan solusi. Salah satu korbannya adalah moda angkutan kereta api antara Stasiun Tanggulangin-Stasiun Porong. Upaya KAI Daop 8 dengan meninggikan rel selama hampir empat hari belum beri hasil signifikan.
''Potensi kehilangan pendapatan dari 30 kereta (di luar kereta BBM) yang terganggu mencapai Rp 250 juta per hari,'' ujar Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Suprapto saat dihubungi tadi malam.
Sejak banjir melanda raya Porong, rel kereta api di kawasan itu memang tidak bisa dilewati karana terendam air. Hingga kemarin, PT KAI terus berusaha meninggikan rel tersebut dengan menggerojok batu kricak di atas bantalan. Sayangnya, rel tetap belum terlihat karena genangan meninggi.
Suprapto menjelaskan, potensi kerugian Rp 250 juta per hari itu belum termasuk biaya yang harus dikeluarkan akibat banjir. Antara lain, sewa bus untuk menjemput dan mengantar penumpang yang jurusan keretanya harus berubah.
Potensi keterlambatan membuat perusahaan sepur negara tersebut mengalokasikan service recovery berupa minuman ringan maupun makanan ringan hingga makanan berat. Kategorinya bergantung tingkat keterlambatan keberangkatan perjalanan kereta. ''Kami masih menghitung pengeluaran lain-lain, mengingat banyak institusi yang terlibat,'' ujarnya.
Salah satu instansi yang dimaksud adalah penyedia angkutan bus pariwisata untuk jemput-antar penumpang. Ada juga perusahaan penyedia layanan recovery. Sampai kemarin, pihaknya sudah menyarter sedikitnya 43 bus pariwisata dari berbagai perusahaan otobus (PO).
Mengingat jalur kereta tidak bisa dilewati mulai Kamis malam (11/2), pihaknya harus mencari armada mendadak. Apalagi, menjelang akhir pekan biasanya banyak bus yang telanjur disewa. Bus-bus tersebut disiagakan di Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bangil (Pasuruan), dan Stasiun Malang.
Sampai kemarin, delapan KA Penataran jurusan Surabaya-Malang-Blitar PP setiap hari masih dibatalkan. Sementara itu, enam KA lokal Komuter Surabaya-Sidoarjo (tujuan akhir Stasiun Porong) PP berhenti di Stasiun Tanggulangin. Selebihnya, jurusan kereta diperpendek dari Stasiun Sidoarjo maupun Gubeng dan sebagian lagi memutar.
Suprapto menjelaskan, jajarannya tidak hanya menunggu air surut. Sebagian dari enam gerbong batu kricak sudah digerojok di atas bantalan konstruksi rel agar rel bisa lebih tinggi. Ribuan ton batu tersebut ditebar sepanjang 700 meter di lokasi rel terbenam.
BACA JUGA: Indehoy di Malam Valentine, Digaruk Polisi, Gugup dan Tertunduk
''Sebagian lagi kami pasang saat ketinggian air sedikit menurun agar dapat maksimal dalam perbaikan jalur rel,'' ungkap mantan humas KAI Divre 3 Palembang itu. (sep/c20/fat/flo/jpnn)
BACA JUGA: Istri Gubernur Jadi Korban Intelijen Gadungan
BACA JUGA: Dokumen Penting Teroris Ditemukan di Karawang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekowisata Mangrove, Tempat Hiburan Baru untuk Masyarakat (1)
Redaktur : Tim Redaksi