Empat Kasus Korupsi Ini Bikin SBY Gusar

Minta Penegak Hukum Segera Membereskan

Minggu, 03 April 2016 – 02:29 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menutup kegiatan penataran Kader Utama Partai Demokrat di Novotel Hotel, Bogor, Sabtu (2/4) dengan pesan mengenai penegakan hukum. Dia berharap kasus-kasus korupsi besar yang dianggap publik belum tuntas segera diberi kejelasan agar tidak terus menjadi gosip, bahkan menjurus ke fitnah. 

Pengarahan tersebut sebenarnya berlangsung tertutup. Namun, Ketua Departemen Pemberantasan Mafia Hukum DPP Demokrat, Andi Arief, yang ikut dalam penataran itu, kemudian menyampaikan bocoran arahan SBY itu di akun twitter pribadinya, @AndiArief_AA. 

BACA JUGA: Panglima TNI: Pondok Pesantren Mampu Mencetak Pemimpin Bangsa

Menurut Andi, kasus yang dinilai SBY perlu segera diberi kejelasan adalah korupsi Hambalang, BLBI, Bank Century dan kasus Transjakarta.

"Arahan Ketua Umum Partai Dempkrat: Silakan buka kasus Hambalang, Kasus Century, Kasus BLBI,Kasus TransJakarta. Hukum bekerja, buktikan!" tulis Andi dalam cuitan pertamanya.

BACA JUGA: TNI Kembali Menemukan Ladang Ganja di Perbatasan RI-PNG, Milik Siapa?

"Partai Demokrat dan @SBYudhoyono merasa hukumlah yang harus menyelesaikan gosip. Saatnya buka Hambalang, Century, BLBI dan Transjakarta," cuitnya lagi.

Kasus Century dan Hambalang terjadi di era pemerintahan SBY. Sedangkan kasus BLBI terjadi era pemerintahan Megawati dan kasus TransJakarta terjadi saat Jokowi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Selama ini, empat kasus banyak digunakan sebagai amunisi untuk menyerang lawan politik masing-masing. Kasus ini juga masih jadi perdebatan panjangan di kalangan publik. Contoh terbaru, saat Presiden Jokowi mengunjungi proyek Hambalang awal April lalu, dianggap sebagai serangan balik ke SBY yang saat itu tengah melakukan Tour de Java.

BACA JUGA: Akom Ingin DPR Punya Perpustakaan Wah, FPKS: Nanti Dulu

Saat dikonfirmasi setelah pengarahan, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan membenarkan ada arahan itu. Namun, dia tidak bicara panjang. Dia mempersilakan Andi yang berdiri di sampingnya untuk memberi penjelasan.

Andi menjelaskan, selama ini Demokrat sering dituduh dalam kasus-kasus tadi. Apalagi, ada pihak yang mengungkit-ungkit kasus tersebut. Jadi, lebih baik kasus tersebut dituntaskan. "Biar adil dan fair, nggak ada lagi," imbuhnya.

‎Kata Andi, SBY juga sering dituduh melindungi agar kasus tersebut tidak dibuka. Padahal, SBY tidak pernah menghalang-halangi. SBY tidak pernah mengontrol aparat hukum atas penyelesaikan kasus tadi.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono ‎memastikan, partainya tidak ingin mencari masalah masa lampau. Tapi, jika ada yang mengungkit-ungkit kasus itu, Demokrat tidak takut. Demokrat terbuka untuk penuntasan kasus itu.

‎"Kami tidak pernah merasa takut kasus-kasus itu dituntaskan, apa itu Century, Hambalang, dan lainnya seperti BLBI dan Tranjakarta. Kami tidak takut. Kami menginginkan keterbukaan saja. Kalau kasus itu dianggap belum tuntas, ya tuntaskan saja," ucap putra bungsu SBY yang akrab disapa Ibas ini di lokasi yang sama.

Hanya saja, Ibas ingin dalam penuntasan itu tidak ada pihak yang mencari-cari kesalahan pihak lain untuk bargaining politik belaka. Kalau hal itu yang terjadi, justru akan membuat dunia politik menjadi runyam. "Jangan mencari kesalahan apalagi dijadikan bagian bargain politik yang tidak bagus dalam kancah politik kita. Stabilitas politik kita akan terganggu. Jadi, silakan saja kepada penegak hukum kita untuk membuktikan siapa yang benar dan siap‎a yang salah," tandasnya. (RMOL/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Uno Bertutur tentang Lari dan Inspirasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler