Empat Negara Berebut Umar Patek

Sabtu, 02 April 2011 – 06:00 WIB

JAKARTA - Gembong teroris internasional Umar Patek hanya bisa pasrah dijadikan rebutanEmpat negara yakni Amerika Serikat, Filipina, Australia dan Indonesia berniat membawa buron seharga USD 1 juta itu untuk diadili

BACA JUGA: Tak Takut Radiasi, TKI Tetap Dikirim ke Jepang

Hingga kemarin, otoritas Pakistan belum memberikan kepastian kepada negara mana Patek akan diserahkan

   
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan agar  Umar Patek bisa diektradisi ke Jakarta

BACA JUGA: Kecam Invasi Libya, FUI Demo Kedubes AS

"Kita sudah punya hubungan yang baik dengan Pakistan sejak lama," ujar Menteri Hukum dan Ham Patrialis Akbar, Jumat (01/04)


Jika Umar bisa dibawa ke Indonesia, dia akan disidang untuk kasus Bom Bali 1 dan kasus lain jika terbuktyi berkaitan

BACA JUGA: Bom Surat Meledak di Kantor Nuklir Swiss

"Kita sangat berharap bisa (dipulangkan)," tambahnya.    
     
Terpisah, Menko Polhukam Djoko Suyanto belum bisa memastikan kapan Umar Patek bisa dibawa pulangAlasannya, jago perakitan bahan peledak itu juga melakukan kejahatan di beberapa negara

"Tiap negara mempunyai sistem sendiri untuk menangani kejahatan-kejahatan, sebagaimana negara kita juga punya proses hukum bagi warga negara lain yang berbuat kejahatan di negara kita," kata Djoko di komplek Istana Kepresidenan, kemarin.
   
Menurut Djoko, tim yang dikirim ke Pakistan terus melakukan komunikasi untuk memastikan identitas dan keberadaan Umar alias Zacky  yang ditangkap Pakistan State Intelligence ServiceNamun hingga kini, kata dia, belum ada pembicaraan dengan empat negara yang juga menginginkan kepala Umar Patek"BelumBelum sampai ke situ," katanya.
   
Umar Patek diringkus dalam sebuah penyergapan di Karachi , Pakistan 2 Maret 2011Saat hendak ditangkap, pria alumni kamp Sadda Afghanistan 1987 itu melawan dan melukai aparat keamanan PakistanPatek ditangkap bersama istrinya yang dibawa serta dalam perjalanan ituMenurut informasi awal, Patek menuju Pakistan via Bangkok menggunakan paspor palsuSedangkan kantor berita AP yang mengutip sumber intelijen AS mengungkapkan, Patek diduga sedang merancang serangan 9 September 2011 atau peringatan sepuluh tahun tragedi WTC. 

Amerika Serikat berkepentingan membawa Umar Patek ke tahanan Guantanamo Bay untuk diinterogasiBahkan FBI menetapkan harga kepala Patek sebesar USD 1 juta"Patek bertanggungjawab pada pengeboman Bali yang diantaranya menewaskan tujuh warga Amerika Serikat," tulis situs resmi FBI dalam pengumuman reward for justice.
   
Saat ini ada satu warga Indonesia yakni Encep Nurjaman alias Hambali yang masih ditahan di GuantanamoPemerintah Indonesia sudah mengajukan permintaan ekstradisi Hambali namun belum dikabulkan

Daya tawar Amerika untuk membawa Umar dari Pakistan tampaknya yang paling kuatSebab, tertangkapnya pria bertubuh 160 cm itu atas petunjuk CIA pada intelijen Pakistan

Sedangkan Filipina juga ingin Patek karena dia mengetahui pasti jejaring gerilyawan Filipina Selatan yang masih bertahanPatek diketahui pernah lama bersembunyi di kamp di Jolo FilipinaDia mendapat perlindungan dari faksi Abu Sayyaf yang sering disebut sebagai kepanjangan tangan operasi Al Qaidah di Asia Tenggara

Sedangkan Australia, mereka ingin menuntut balas atas kematian 88 warga negeri kangguru itu pada pegeboman Bali 1Bahkan, kemarin  Australia mengeluarkan travel warning ke Indonesia dengan mengatakan orang Barat menghadapi potensi bahaya di daerah seperti Bali dan Jakarta, terkait dugaan serangan militan pasca kabar penangkapan salah satu komandan senior teroris Umar Patek oleh otoritas keamanan Pakistan.

"Setelah penangkapan Umar Patek, warga negara Indonesia yang diduga terlibat dalam beberapa serangan teroris besar, dapat meningkatkan risiko respons kekerasan di Indonesia dalam jangka pendek," tulis situs departemen luar negeri Australia kemarin

Menurut Deplu Australia , pada beberapa kejadian di mana ekstremis penting telah ditahan atau dibunuh, ada respons yang kuat dari beberapa pendukung di Indonesia, termasuk tindakan kekerasanPeringatan Australia mengatakan, setiap serangan baru cenderung fokus pada tempat-tempat di mana sejumlah besar orang Barat berkumpul, termasuk Bali dan ibu kota Jakarta, dan kemungkinan besar di klub malam, bar, restoran, hotel dan bandara.

Mabes Polri merespon travel warning iniKepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menilai situasi Indonesia sangat kondusif"Kita selalu pastikan keamanan untuk wisatawan dari luar negeri," katanya
   
Menurut Anton, hingga saat ini, pemerintah belum secara resmi memastikan bahwa yang tertangkap di Pakistan adalah Umar Patek"Tim masih bekerja di sanaKita tunggu," katanya
   
Kalaupun benar itu adalah Patek, belum tentu membahayakan keamanan Indonesia"Antisipasi terorisme itu sudah tugas rutin kita, jadi tidak ada kaitannya," katanya
     
Namun Menlu Marty Natalegawa juga enggan menanggapi isu travel warning ini"Kalau masalah travel warning, nggak usah terus menerus dikomentari," elaknya(rdl/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Minta Radius Keamanan Nuklir Diperluas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler