jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo menganugerahi 54 tokoh nasional dengan tanda kehormatan bintang jasa. Dari jumlah tersebut empat di antaranya tokoh berdarah Sumatera Utara yang dinilai memiliki pengabdian dan berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara.
Masing-masing tokoh politik nasional Sabam Sirait, mantan utusan khusus Presiden untuk penanggulangan kemiskinan Harbrinderjit Singh Dilon, pengembang budaya moderat Harun Nasution dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik.
BACA JUGA: Sambut HUT RI, BPN Buka Layanan 70 - 70
Sabam, Dilon dan Harun dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra Utama. Sementara Husni Kamil Manik dianugerahi penghargaan Bintang Penegak Demokrasi Utama.
Atas penghargaan ini Sabam mengucapkan terima kasih pada negara. Selain itu ia juga menyampaikan harapan pada Presiden agar tetap jujur dan bekerja keras dalam menjalankan roda pemerintahan.
BACA JUGA: Berani Sembunyikan Sapi, Pilih Penjara atau Denda 50 Miliar
"Saya berharap saudara Jokowi sukses melakukan tugasnya. Saya kenal baik dengan beliau, boleh cari uang, tapi merampok negara tidak boleh. Mudah-mudahan Jokowi berbuat baik dan semua menteri-menterinya bahkan gubernur dan bupati jujur dan hidup jujur untuk membangun bangsa ini," ujar Sabam, Kamis (13/8).
Menurut mantan anggota DPR kelahiran Tanjung Balai, 13 Oktober 1936 ini, kejujuran dan kerja keras sangat penting. Sebab jika tidak, Indonesia tak mungkin dapat mengejar pencapaian pembangunan yang diraih Thailand dan Malaysia.
BACA JUGA: Apakah Benar Reshuffle Menteri Merangsang Ekonomi ?
"Semua bekerja dengan keras dengan baik dan bertanggung jawab, maka kita akan mengejar Jepang dan Korea. Indonesia negara yang maju dan ini hanya mungkin jadi seperti Tiongkok lebih maju dari sekarang, karena mereka berani menembak koruptornya," ujar Sabam.
Selain empat tokoh asal Sumut, terdapat 50 tokoh nasional lain yang memperoleh bintang penghargaan dari Presiden Joko Widodo.
Untuk penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana terdapat nama Hamdan Zoelva (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (mantan Panglima TNI), Jenderal Pol (Purn) Sutanto (mantan Kepala Polri), Jenderal Pol (Purn) Bimantoro (mantan Kepala Polri).
Penghargaan Bintang Mahaputra Utama dianugerahkan pada Achmad Sodiki (mantan hakim MK), Hardjono (mantan hakim MK), Ahmad Fadli Sumadi (mantan Hakim MK), Muhammad Alim (hakim MK), Laksamana TNI (Purn) Marsetio (mantan Kepala Staf Angkatan Laut), Marsekal TNI (purn) Ida Bagus Putu Dunia (mantan Kepala Staf Angkatan Udara)
Kemudian Busyro Muqoddas (mantan Ketua Komisi Yudisial dan pemimpin KPK), Haryono Umar (mantan komisioner KPK), Tahir Saimima (mantan komisioner Komisi Yudisial), Mustofa Abdullah (mantan anggota Komisi Yudisial), Zainal Arifin (mantan anggota Komisi Yudisial), Soekotjo Soeparto (mantan anggota Komisi Yudisial), Syafii Maarif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah), Franz Magnis Suseno (filsuf dan budayawan), Surya Paloh (tokoh pers nasional).
Penghargaan Bintang Jasa Utama diberikan kepada almarhum Burhan Muhammad (Duta Besar RI untuk Pakistan), Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Cornelis (Gubernur Kalimantan Barat), Frans Lebu Raya (Gubernur Nusa Tenggara Timur), Christiany Eugenia Paruntu (Bupati Minahasa Selatan) dan Stephanus Malak (Bupati Sorong).
Kemudian Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Didin Hafidhuddin Maturidi (Ketua Badan Amal Zakat Nasional), Dato Sri Profesor Tahir (Mayapada Grup), Mochtar Riyadi (Lippo Group), Schoichiro Toyoda (Toyota Motor), Toshihiro Nikai (Chairman General Council Liberal Democratic Party).
Penghargaan Jasa Pratama diberikan kepada Heri Listyawati Burhan (istri Duta Besar RI untuk Pakistan). Sementara penghargaan Bintang Penegak Demokrasi Utama diberikan pada Muhammad (Ketua Badan Pengawas Pemilu).
Untuk penghargaan Bintang Budaya Pratama Dharma disematkan pada KH Mustofa Bisri (pengasuh Ponpes Raudlatut Tholibin Leteh, Rembang), Gunawan Soesatyo Mohammad (sastrawan budayawan), dan Alm Petrus Josephus Zoetmulder (ahli sastra Jawa kuno penyusun kamus Jawa kuno-Inggris).
Kemudian Alm Wasi Kolodoro atau Ki Tjokrowasito (komposer musik karawitan Jawa dan pendukung utama sendratari Ramayana), Alm Hosesein Djajadiningrat (pelopor tradisi keilmuan), Alm Nursjiwan Tirtaamidjaja (perancang busana dan batik), Alm Hendra Gunawan (pelukis dan pematung), Alm Soejoedi Wiryoatmojo (arsitek).(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Bisnis Narkoba, Dokter Hewan Diringkus BNN
Redaktur : Tim Redaksi