Seorang pengendara mobil semi truk menabrak keluarga Muslim Kanada beranggotakan lima orang. Empat diantaranya tewas dalam serangan yang menurut polisi Kanada memiliki alasan kebencian agama atau ras.

Pihak berwenang mengatakan pria yang melakukan tindakan tersebut sudah ditangkap di sebuah tempat parkir di sebuah pusat perbelanjaan di kota London, Ontario.

BACA JUGA: Pandemi COVID-19 Membuat Melbourne Turun ke Peringkat 8 Kota Paling Layak Huni

Polisi mengatakan mobil hitam tersebut sengaja menabrak korban yang berada di persimpangan jalan.

"Ini adalah tindakan pembunuhan massal dengan korbannya warga Muslim," kata Walikota Ed Holder.

BACA JUGA: Visa Covid Membuat Pemegang WHV Bisa Tinggal Lebih Lama di Australia, yang Masih di Indonesia Harap Bersabar

"Ini berakar dari kebencian yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tingkat kebencian seperti ini membuat kita mesti mempertanyakan kita semua di kota ini."

Polisi mengatakan korban tewas adalah seorang pria berusia 74 tahun, pria berusia 46 tahun, perempuan berusia 44 tahun dan remaja putri berusia 15 tahun.

BACA JUGA: Aborigin Australia: COVID Bukan Pandemi Pertama Kami

Seorang korban lagi, anak laki-laki berusia sembilan tahun dalam kondisi kritis.

Menurut petugas, keluarga meminta agar nama-nama korban tidak diumumkan.

Pelakunya Nathaniel Veltman, 20 tahun sudah ditahan dan menghadapi empat tuduhan melakukan pembunuhan tingkat pertama.

Polisi mengatakan Nathaniel, warga London, tidak mengenal para korban.

Detective Superintendent Paul Waight mengatakan Nathaniel mengenakan rompi yang tampaknya seperti rompi senjata.

Superintendent Waight mengatakan polisi saat ini tidak mengetahui apakah pelaku menjadi anggota kelompok tertentu yang menyebarkan kebencian terhadap yang lain.

Dia mengatakan polisi di kota London sedang bekerja sama dengan polisi federal dan jaksa penuntut untuk menggunakan pasal terorisme.

"Kami menduga keras bahwa korban menjadi sasaran karena mereka adalah warga Muslim," kata kepala kepala polisi London, Stephen Williams .

"Kami memahami kejadian ini akan menciptakan kecemasan dan ketakutan di masyarakat, khususnya di kalangan Muslim, atau komunitas apa saja yang menjadi sasaran kebencian. 

"Tidak ada toleransi sama sekali di komunitas ini bagi mereka yang termotivasi atas kebencian untuk melakukan kekerasan terhadap yang lain."

Kanada pada umumnya dikenal sebagai negara yang menerima baik kedatangan pendatang dari semua latar belakang suku dan agama.

Tetapi di tahun 2017, seorang warga Kanada berbahasa Prancis yang dikenal dengan pandangan nasionalis sayap kanan melakukan penembakan membabi buta di mesjid di kota Quebec, yang menewaskan enam orang.

Kanada terbagi dalam dua wilayah, di mana separuh penduduknya menggunakan bahasa Inggris dan separuhnya lagi menggunakan bahasa Prancis. Korban tewas adalah tiga generasi keluarga

Seorang perempuan yang melihat serangan terjadi mengatakan dia tidak henti-hentinya membayangkan para korban.

Paige Martin mengatakan dia berhenti di lampu mereka sekitar pukul 8:30 malam ketika sebuah truk melintas cepat.

Dia mengatakan mobilnya tergoncang karena kecepatan truk tersebut.

"Saya terkejut dan berpikir bahwa pengendaranya sangat ceroboh," kata Paige.

Beberapa menit kemudian dia melihat pemandangan yang mengerikan di sebuah perempatan di dekat rumahnya,.

Para petugas berlari mendekati korban, seorang polisi mencoba berikan pernapasan bantuan terhadap seorang korban, dan tiga orang tergeletak di tanah.

Sejumlah orang di pinggir jalan dan beberapa pengemudi mobil keluar dari mobil mereka mencoba untuk membantu.

"Saya tidak bisa melupakan teriakan dari para korban," kata Paige.

Zahid Khan seorang teman dari keluarga korban mengatakan mereka yang tewas berasal dari tiga generasi: seorang nenek, ayah, ibu dan anak putri mereka.

Keluarga tersebut pindah dari Pakistan 14 tahun lalu dan merupakan bagian dari Komunitas Mesjid London, katanya.

"Mereka keluar untuk jalan-jalan seperti yang mereka lakukan setiap hari," kata Khan sambil berlinang air mata.

Dewan Muslim Nasional Kanada mengatakan warga Muslim di Kanada merasakan adanya perasaan benci terhadap warga belakangan ini.

"Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada dan harus diperlakukan seperti itu," kata Ketua Dewan Mustafa Farooq.

"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk mengadili pelaku secara maksimal sesuai hukum yang berlaku termasuk penggunaan pasal terorisme.'

Walikota London mengatakan sebagai tanda berkabung bendera akan diturunkan setengah tiang selama tiga hari.

Superintendent Waight mengatakan empat orang korban ini merupakan korban terbesar dalam satu peristiwa di kota tersebut.

"Kebencian dan Islamophobia tidak memiliki tempat di Ontario. Keadilan mesti ditegakkan untuk tindakan kebencian yang tgerjadi di London, Ontario," kata Menteri Utama Ontario Doug Ford di Twitter.

"Saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. Tindak kejahatan seperti ini harus dihentikan."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

AP

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Penjahat di Australia Ditangkap Setelah Pergerakannya Diikuti Lewat Aplikasi

Berita Terkait