Enam Efek Kurang Tidur Bagi Tubuh

Selasa, 08 Agustus 2017 – 15:11 WIB
Seorang tertidur karena kelelahan. ILUSTRASI. Foto: Laman Cheat Sheet

jpnn.com - Tidur memiliki peran penting, karena pada saat tidur tubuh akan merawat kesehatan fisik dan mental.

Fungsi ini penting agar kita mendapat kesegaran saat bangun, sehingga selanjutnya siap menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, tidur juga ikut menunjang pertumbuhan, terutama pada anak dan remaja, karena pada saat tidurlah hormon pertumbuhan dikeluarkan.

BACA JUGA: Bahaya Tidur Berlebihan Saat Weekend

Kebutuhan tidur tiap orang tidak sama, namun bagi kebanyakan orang, delapan jam waktu tidur berkualitas adalah kisaran yang dibutuhkan agar fungsi penting di atas bisa berjalan optimal.

Yang terbaik adalah mengetahui seberapa banyak tubuh membutuhkan tidur dan sebisa mungkin mencukupinya. Bagi anak-anak dan remaja, kebutuhan tidur mereka sekitar setengah jam hingga satu jam di atas kisaran normal.

BACA JUGA: Kurang Tidur Berpengaruh pada Keharmonisan Pasangan?

Kebutuhan tidur yang tidak tercukupi bisa menyebabkan Anda terlihat lelah saat bangun tidur atau menguap sepanjang hari.

Beberapa hal berikut juga bisa terjadi jika Anda mengalami kurang tidur, seperti dilansir laman Healthline, Senin (7/8).

BACA JUGA: Kurang Tidur Mengakibatkan Anda Makan Lebih Banyak?

1. Sistem syaraf pusat.

Sistem saraf pusat Anda adalah jalan raya informasi tubuh. Tidur diperlukan agar tetap berfungsi dengan baik, namun insomnia kronis bisa mengganggu bagaimana tubuh Anda biasanya mengirimkan informasi.

Saat tidur, jalur terbentuk di antara sel saraf (neuron) di otak yang membantu Anda mengingat informasi baru yang telah dipelajari.

Kurang tidur membuat otak Anda kelelahan, sehingga otak tidak bisa melakukan tugasnya juga. Anda mungkin juga merasa lebih sulit berkonsentrasi atau mempelajari hal baru.

Sinyal yang dikirim tubuh Anda mungkin juga akan terjadi saat penundaan, mengurangi keterampilan koordinasi dan meningkatkan risiko kecelakaan. Kurang tidur juga berpengaruh negatif terhadap kemampuan mental dan keadaan emosional Anda.

Anda mungkin merasa lebih tidak sabar atau rawan perubahan mood. Ini juga bisa mengkompromikan proses pengambilan keputusan dan kreativitas.

Jika kurang tidur berlangsung cukup lama, Anda bisa mulai mengalami halusinasi, melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Kurang tidur juga bisa memicu risiko psikologis lainnya meliputi seperti perilaku impulsif, depresi, paranoia dan pikiran untuk bunuh diri.

Anda mungkin juga akhirnya mengalami gangguan tidur pada siang hari. Selama periode ini, Anda akan tertidur selama beberapa detik atau beberapa menit tanpa disadari.

Microsleep berada di luar kendali Anda dan bisa sangat berbahaya jika Anda mengemudi. Hal ini juga bisa membuat Anda lebih rentan terhadap cedera akibat perjalanan dan jatuh.

2. Sistem kekebalan.

Saat Anda tidur, sistem kekebalan tubuh menghasilkan zat pelindung dan infeksi yang menyerang seperti sitokin. Sitokin berguna untuk memerangi penyerbu asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin juga membantu Anda tidur, memberi sistem kekebalan tubuh lebih banyak energi untuk mempertahankan tubuh agar tidak sakit. Kurang tidur juga mencegah sistem kekebalan tubuh dalam membangun kekuatannya.

Jika Anda tidak cukup tidur, tubuh Anda mungkin tidak mudah menangkis bakteri dan virus yang menyerang. Mungkin juga mengakibatkan Anda lebih lama pulih dari penyakit.

Kurang tidur jangka panjang juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

3. Sistem pernapasan.

Hubungan antara tidur dan sistem pernapasan berjalan dua arah. Gangguan nafas malam hari yang disebut apnea tidur obstruktif (OSA) bisa mengganggu tidur dan menurunkan kualitas tidur Anda.

Saat Anda terbangun sepanjang malam, hal ini bisa menyebabkan kurang tidur, yang membuat badan lebih rentan terhadap infeksi pernafasan, seperti flu biasa dan flu.

Kurang tidur juga bisa membuat penyakit pernafasan lebih parah, seperti penyakit paru kronis.

 

4. Sistem pencernaan

Seiring dengan makan terlalu banyak dan tidak berolahraga, kurang tidur adalah faktor risiko kegemukan dan obesitas lainnya.

Tidur memengaruhi kadar dua hormon, leptin dan ghrelin yang mengendalikan rasa lapar dan kenyang. Leptin memberitahu otak bahwa Anda sudah cukup makan.

Tanpa cukup tidur, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan stimulan nafsu makan.

Fluks hormon ini bisa menjelaskan ngemil Anda di malam hari atau mengapa seseorang mungkin makan berlebih di malam hari.

Kurang tidur juga bisa memberi kontribusi pada kenaikan berat badan dengan membuat Anda merasa terlalu lelah berolahraga.

Kurang tidur juga mendorong tubuh untuk melepaskan kadar insulin lebih tinggi setelah Anda makan.

Insulin mengontrol kadar gula darah. Tingkat insulin yang lebih tinggi mempromosikan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

5. Sistem kardiovaskular.

Tidur memengaruhi proses yang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda, termasuk kadar gula darah, tekanan darah dan tingkat peradangan.

Tidur juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.

Orang yang tidak cukup tidur lebih cenderung terkena penyakit kardiovaskular. Satu analisis yang dipublikasikan di European Journal of Preventive Oncology menghubungkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

6. Sistem endokrin.

Produksi hormon tergantung pada tidur Anda. Untuk produksi testosteron, Anda memerlukan setidaknya tiga jam tidur tanpa gangguan.

Bangun sepanjang malam bisa memengaruhi produksi hormon. Gangguan ini juga bisa memengaruhi produksi hormon pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja.

Hormon ini membantu membangun massa otot dan memperbaiki sel dan jaringan. Kelenjar pituitari melepaskan hormon pertumbuhan secara terus menerus, namun tidur dan olahraga juga membantu menginduksi pelepasan hormon ini.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler