jpnn.com - SHANGHAI - Ada pemandangan mengharukan di China International Travel Market (CITM) 2016 yang digelar di Shanghai New International Expo Centre, Tiongkok, 11-13 November 2016. Chairman China National Tourism Administratrion (CNTA) Li Jinzao enam kali menarik tangan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk berfoto bersama saat keliling booth dari hall E-1 sampai E-5.
Seperti biasanya, Arief Yahya memang tidak ingin terlalu menonjol di seremoni pembuka itu. Baginya, berkesempatan hadir bersama 16 industri tanah air di pameran pariwisata terbesar Tiongkok saja sudah bersyukur.
BACA JUGA: Apa Kata Sri Mulyani soal Rupiah dan Donald Trump?
Jadwalnya teramat ketat dan berimpitan dengan World Travel Market (WTM) London, bursa pameran industri pariwisata terbesar kedua di dunia, yang dilangsungkan di ExCel Convention London, 7-9 November 2016. Usai opening ceremony di Main Stage Hal E-1, Li Jinzao mengajak tamu VVIP berkeliling booth.
Pengamanan di expo itu sangat ketat. Puluhan polisi berseragam membuat barikade di red carpet yang akan dilalui Menpar-nya China itu, dan diikuti ratusan tamu undangan. Suasana hall itu penuh sesak. Semua orang mengeluarkan kamera dan smartphone-nya untuk mengabadikan momentum istimewa itu. Menpar Arief Yahya yang didampingi Konjen RI di Shanghai Siti Mauludiah mengikuti jalan dari belakang.
BACA JUGA: Trump Terpilih, Rupiah Ikut Terempas
Di beberapa booth, Li Jinzao berhenti sejenak untuk memberi kesempatan puluhan kameramen TV dan fotografer media untuk mengabadikan dan membuat dokumentasi. Dia didampingi Wakil Walikota Shanghai, Menteri Pariwisata Kambodia, dan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, Mrs Konkarn Wattanavrangkul. Di booth Provinsi Yunnan, CTS, CITS, China Tourism News, Hongkong, Thailand, Li Jinzao menarik tangan Arief Yahya untuk berpose bersama di depan media.
Terlihat sekali, suasana akrab dan saling hormat antar-kedua petinggi pariwisata dari dua negara tersebut. Setiba di paviliun Wonderful Indonesia di E-5, giliran Menpar Arief Yahya mempersilakan para menteri pariwisata itu berfoto dengan background lapal Laksamana Cheng-ho Indonesia.
BACA JUGA: Ayooo, Wisata dan Investasi ke Tanjung Lesung!
Cahaya blitz berhamburan menerangi wajah para menteri pariwisata yang hadir di Opening Ceremony CITM 2016 itu. Sorenya, pukul 16.30 WIB, Li Jinzao sebagai menteri pariwisata Tiongkok berdialog khusus dengan Menpar Arief Yahya di Grand Central Hotel, Jiujiang Road, Shanghai.
Suasana dialog berlangsung sangat akrab, penuh kekeluargaan dan saling memuji. Li Jinzao bahkan menyebut Arief Yahya sebagai sahabat lama dalam membangun kemitraan pariwisata.
“Inbound tourism dari Indonesia ke China naik 16 persen, sedangkan outbond travellers China ke Indonesia juga naik 20 persen. Turis China yang datang ke Indonesia sudah lebih dari satu juta di tahun 2016 ini. Ini berarti kerja sama yang kita rintis selama ini berjalan dengan baik,” kata Li Jinzao.
Apa yang disampaikan Li Jinzao betul adanya. Tahun 2015, wsatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia naik 18,98 persen dari tahun sebelumnya. Dari 959.231 orang menjadi 1.141.330 wisman.
Tahun 2016 ini, jumlah wisman Tiongkok untuk periode Januari sampai dengan Agustus saja naik lebih tajam 23,67 persen. Bahkan sampai dengan September 2016, sudah lebih dari 1,1 juta wisman Tiongkok dan menyodok posisinya menjadi nomor satu inbound di Indonesia. Wisman Tiongkok sudah menyalip Singapura, Malaysia, Australia dan Jepang.
Mengenakan jas hitam berdasi biru tua dengan motif titik-titik terang, Li Jinzao pun memuji booth Wonderful Indonesia yang tampil atraktif, unik dan menarik. Tidak seperti biasa, desain booth Indonesia kali ini bukan kapal phinisi, tetapi kapal tradisional China yang dibawa Laksamana Cheng Ho sampai ke Indonesia.
Dia berterima kasih dan memberikan apresiasi atas komitmen dan kehadiran Menpar Arief Yahya di CITM. Dengan pin di sebelah kiri, Li Jinzao pun mengakui bahwa CNTA pun menggunakan global standart susunan United Nation World Tourism Organization (UNWTO) yang berpusat di Madrid, Spanyol. Sama dan sebangun dengan apa yang dijalani Arief Yahya dalam mengalibrasi standar global.
Arief didampingi oleh Konjen RI di Shanghai Siti Mauludiah, Stafsus Menpar Bidang IT Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang Media Don Kardono, dan Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Asia Pasifik Vinsensius Jamedu.
Pemerintah Tiongkok meyakini masa depan itu ada di sektor pariwisata. “Karena pariwisata paling berpotensi menaikkan devisa, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi bangsa. Saya berharap, kerjasama yang baik ini bisa dilanjutkan dengan lebih sempurna ke depan,” kata dia.
Li Jinzao juga sudah menerima dan menindaklanjuti soal kerjasama travel agent dan tour operator yang bermitra antara China dan Indonesia. Terutama yang menangani wisatawan dari Tiongkok ke Indonesia.
Dia mengakui, ada laporan tentang beberapa traval di level industri yang tidak baik. “Mereka yang melakukan tidakan yang merugikan wisatawan, akan kami ambil tindakan tegas, bahkan kami masukkan ke dalam daftar black list!” tegasnya. Ini menindaklanjuti laporan asosiasi industry di Indonesia yang sampai ke CNTA.
Di ujung pertemuan itu, Li Jinzao kembali mengundang secara khusus Menpar Arief Yahya untuk hadir di pertemuan General Assembly bersama China-UNWTO tahun 2017 di Tiongkok. Keakraban kedua pemimpin memang bukan kejadian tiba-tiba, tapi melalui proses yang panjang. Keduanya sudah 4 kali pertemuan khusus, yakni di Beijing, Kunming, Xi’an dan Shanghai. “Kami siap hadir di kegiatan bersama konferensi antara CNTA dan UNWTO,” janji Arief yang asli Banyuwangi itu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perhutani Siapkan Lahan 478 Hektar
Redaktur : Tim Redaksi