Enam PMA Singapura Ini akan Investasi di Batam

Minggu, 13 Agustus 2017 – 01:58 WIB
Pulau Batam. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Di tengah ekonomi Batam, Kepulauan Riau, yang sedang terpuruk, sejumlah investor masih tertarik datang untuk berinvestasi.

Setelah 11 penanam modal asing (PMA) berinvestasi di Batam lewat program Izin Investasi 3 Jam (i23J), maka 12 PMA lainnya akan segera masuk untuk berinvestasi di Batam.

BACA JUGA: 10 JCH Kloter 13 Gagal Berangkat, Ternyata Ini Penyebabnya

Enam Perusahaan berasal dari Singapura, termasuk GMF yang merupakan perusahan joint venture Indonesia dan Singapura.

"Ini membuktikan bahwa Batam masih seksi di mata investor," ujar Deputi V BP Batam, Gusmardi Bustami, kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Sabtu (12/8).

BACA JUGA: Pengusaha Usulkan Penundaan Pajak, Pemko Mendukung, BP Keberatan

12 perusahaan yang akan segera menggunakan jasa i23J antara lain, PT GMF Aero Asia yang saat ini tengah menjajaki kerjasama dengan BP Batam untuk membuka fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di Bandara Hang Nadim.

Nilai investasinya diperkirakan mencapai 100 juta Dolar Amerika.

BACA JUGA: Investor Merasa Dihambat? Silakan Lapor ke Pak Luhut

Kemudian PT Feen Marine asal Norwegia yang bergerak di bidang industri peralatan kapal dengan investasi sebesar 4 juta Dolar Amerika. Lalu ada KPJ Johor Specialist Hospital dari Malaysia dengan nilai investasi 4 juta Dolar Amerika.

Selanjutnya ada KOH Brothers dari Singapura yang bergerak di bidang pembuatan concrate block dengan investasi sebesar 100 juta Dolar Amerika. Kemudian ada 1-Net dari Singapura yang mengelola pusat data dengan investasi senilai 40 juta Dolar Amerika.

"PT Googwood Investama, pengembang dari Singapura dengan investasi 4 juta Dolar Amerika. Kemudian perusahaan shipyard dari Jepang, Tsuneishi dengan nilai investasi yang sama," ujarnya.

Lima perusahaan lagi adalah Fagioli dari Singapura yang bergerak di bidang penyewaan alat konstruksi dengan investasi 4 juta Dolar Amerika dan juga Citra Fagioli yang mengurus jasa pengurusan transportasi dengan nilai investasi yang sama.

Berikutnya ada Ebiotich Advance Indonesia yang memproduksi Rubican Oil dari Jepang senilai 10 jtua Dolar Amerika. Lalu PT Restell Industry yang membuat bahan baku pemberantas hama dengan nilai 4 juta Dolar Amerika.

"Dan satu lagi perusahaan asal Malaysia yang mengelola timah putih dengan investasi 8 juta Dolar Amerika," terang Gusmardi.

Selanjutnya Gusmardi juga menerangkan ada 4 perusahaan yang akan memperluas usahanya, yakni Schneider di Batamindo, perusahaan elektrik dari Prancis dengan nilai perluasan 141 juta Dolar Amerika.

Lalu ada WIK di Panbil dengan nilai perluasan 25 juta Dolar Amerika."Lalu jasa industri logam, Cladex dari Australia dengan perluasan senilai 53 juta Dolar Amerika dan salah satu PMA asing yang bergerak di industri ramah lingkungan dengan perluasan 5 juta Dolar Amerika," pungkas Gusmardi.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Labuh Jangkar Dititipkan ke Swasta, Anggota Dewan: Kurang Tepat


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
investasi   Batam  

Terpopuler