jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan teknologi di bidang kedokteran saat ini bisa digunakan untuk mengetahui berbagai penyakit dan juga masalah yang ada di dalam tubuh.
Salah satunya adalah untuk memastikan kesehatan saluran pencernaan.
BACA JUGA: Siloam Clinic Soe Kini Hadir di Timor Tengah Selatan, Masyarakat Tak Perlu Jauh-Jauh BerobatÂ
Teknik medis tersebut lazim dikenal sebagai endoskopi.
Namun, tidak semua orang memahami apa dan bagaimana teknik tersebut dan juga prosedurnya.
BACA JUGA: SILO Siapkan Pengembangan Layanan Rumah Sakit Siloam
"Endoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa organ dalam tubuh Anda tanpa melakukan pembedahan besar," ujar I Gede Pande Sastrawan di edukasi bincang Siloam Hospitals Bali, bertajuk: 'Mengenal Endoskopi Saluran Cerna', melalui kanal Instagram yang disiarkan Siloam Hospitals Bali, dipantau Rabu (6/12).
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan suatu alat khusus yang disebut endoskop, yaitu alat berbentuk selang yang dilengkapi dengan senter dan kamera.
BACA JUGA: Jokowi Membesuk Eks Kepala BNPB Doni Monardo di RS Siloam
Endoskopi adalah salah satu metode pemeriksaan paling jitu yang disarankan dokter.
Dia menjelaskan selang tipis dan panjang secara langsung dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut atau dubur ke dalam saluran cerna guna mengamati organ dalam atau jaringan secara menyeluruh.
Dari hal itu akan diketahui apakah ada masalah pencernaan, karena jika diabaikan akan berdampak signifikan terhadap kinerja tubuh.
Ada sejumlah jenis endoskopi sesuai lokasi periksa. Salah satunya adalah endoskopi saluran cerna atau gastrointestinal endoscopy.
Endoskopi saluran cerna atas adalah prosedur untuk melihat saluran pencernaan bagian atas secara visual, meliputi kerongkongan, perut (lambung) hingga usus kecil atau duodenum.
Prosedur itu disebut juga dengan esophagogastroduodenoscopy (EGD).
Sementara endoskopi saluran cerna bawah meliputi anus, ujung usus besar(Rektum), ujung bawah usus kecil (Ileum terminal).
Endoskopi saluran cerna atas dapat menemukan penyebab dari beberapa gejala, yaitu adanya sensasi nyeri ulu hati, mual dan muntah, kembung berkepanjangan, bersendawa, mengalami pendarahan, dan adanya masalah saat menelan.
"Termasuk adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan beberapa lainnya," imbuhnya.
Adapun beberapa penyakit yang bisa dideteksi menggunakan prosedur endoskopi adalah Gastroesophageal reflux disease (GERD), Kanker, Luka, Peradangan atau iritasi, Kelainan pra-kanker seperti Barrett’s esophagus, penyakit celiac, penyempitan kerongkongan, penyumbatan dan beberapa lainnya.
"Saat melakukan prosedur endoskopi saluran cerna atas , tentunya ada beberapa hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu," ungkapnya.
Pertama, pasien perlu menceritakan pada dokter tentang riwayat kesehatan, termasuk gejala yang dirasakan, alergi, dan semua obat maupun vitamin yang dikonsumsi. Dokter akan memberikan sejumlah arahan sebelum menjalani prosedur ini.
Agar mencapai hasil optimal, dokter akan meminta berpuasa selama 6-8 jam dengan tujuan agar lambung kosong dan bersih.
Jika tidak, dokter akan kesulitan memeriksa dengan jelas sebab saluran cerna tertutup dengan makanan.
"Kemudian, memungkinkan diberikan obat penenang agar nyaman selama tindakan, " ujar I Gede Pande.
Dalam beberapa kasus, endoskopi bisa dilakukan tanpa pembiusan.
Selama tindakan, dokter mungkin akan melakukan biopsi, menghentikan pendarahan pada saluran pencernaan, melakukan prosedur lain, misal melebarkan penyempitan saluran pencernaan.
Adapun lamanya prosedur endoskopi adalah sekitar 15 sampai 30 menit.
Selama tindakan, Anda tidak akan merasakan apapun, kecuali tertidur dengan pulas akibat dari pemberian obat bius.
Selanjutnya, dokter akan memberikan arahan tentang perawatan pascaendoskopi dilakukan.
"Endoskopi adalah prosedur yang tergolong aman, tetapi seperti prosedur medis lainnya, tetap mungkin efek samping dari tindakan ini. Pada kasus langka, komplikasi bisa terjadi," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blastula IVF Siloam Sriwijaya Berhasil Menghasilkan 421 KehamilanÂ
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad