Endoskopi Spinal, Solusi Minimal Invasif untuk Masalah Tulang Belakang

Senin, 25 November 2024 – 17:00 WIB
PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) mengantisipasi perkembangan tren industri kesehatan di Indonesia. Foto dok. SILO

jpnn.com, JAKARTA - Bedah Endoskopi Spinal Minimal Invasif atau BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery) menjadi salah satu inovasi terkait dengan masalah tulang belakang.

Teknik ini tidak hanya menawarkan pendekatan yang lebih aman, tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien yang mengalami berbagai keluhan tulang belakang.

BACA JUGA: Kasus Gastroenterologi Naik, Siloam Digestive Centre jadi Pusat Rujukan Penyakit Pencernaan

Ahli Grup RS Siloam yaitu dr. S. Dohar A. L. Tobing, Sp.OT (K)-Spine dari RS Siloam Mampang menjelaskan BESS merupakan prosedur bedah yang menggunakan teknologi endoskopi untuk mengakses area tulang belakang dengan cara minimal invasif.

Teknik ini melibatkan penggunaan alat yang sangat kecil dan kamera, yang memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan dengan hanya membuat sayatan kecil, yang tidak lebih besar dari satu sentimeter.

BACA JUGA: SIG Raih Peringkat Gold di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating Award 2024

Dengan cara ini, BESS mampu mengurangi trauma pada jaringan di sekitar tulang belakang, yang merupakan salah satu keunggulan utama dibandingkan dengan metode bedah tradisional.

Keuntungan utama dari BESS adalah pengurangan rasa sakit dan waktu pemulihan yang lebih cepat bagi pasien.

BACA JUGA: BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards

Dengan sayatan yang lebih kecil, kerusakan pada otot dan jaringan lunak di sekitar tulang belakang diminimalkan, yang berdampak langsung pada pengalaman pasca-operasi pasien.

Mengapa BESS Menjadi Pilihan Utama?

“Salah satu alasan utama mengapa BESS semakin banyak dipilih adalah kemampuannya untuk memberikan pemulihan yang lebih cepat. Dengan mengurangi ukuran sayatan, BESS tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga mempercepat proses penyembuhan," ujar dr Dohar.

Pasien yang menjalani prosedur ini sering kali melaporkan bahwa mereka merasa lebih nyaman dan mampu bergerak lebih cepat dibandingkan dengan prosedur bedah konvensional, yang sering kali memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dan lebih intensif.

Keuntungan lainnya adalah pengurangan kebutuhan akan perawatan pasca-operasi yang intensif. Banyak pasien yang menjalani BESS tidak memerlukan pengobatan nyeri yang tinggi, yang berpotensi mengurangi risiko efek samping dari obat-obatan tersebut.

"Proses pemulihan setelah BESS umumnya lebih cepat dan lebih lancar dibandingkan dengan metode bedah konvensional. Dalam banyak kasus, pasien dapat kembali ke pekerjaan mereka dalam beberapa hari, tergantung pada jenis pekerjaan dan tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan," terang dr. Jephtah F. L. Tobing, Sp.OT (K) dari RS Siloam Lippo Village Karawaci.

Selama masa pemulihan, pasien juga cenderung mengalami lebih sedikit komplikasi.

Penelitian menunjukkan bahwa BESS mengurangi insiden infeksi dan perdarahan, yang merupakan risiko umum dalam prosedur bedah yang lebih invasif.

Pasien yang menjalani BESS sering kali melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap hasil operasi dan proses pemulihan, menciptakan pengalaman yang lebih positif secara keseluruhan.

“Prosedur ini memanfaatkan alat endoskopi, kamera kecil, dan instrumen bedah yang dirancang khusus untuk memungkinkan dokter melakukan tindakan dengan tingkat akurasi tinggi," imbuh dr. Jephtah.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Kesehatan Jantung dengan 5 Cara Alami Ini


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler