EPC jadi Lokomotif Peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri 

Rabu, 21 Juni 2023 – 12:50 WIB
Perusahaan rancang bangun industri (EPC) sangat berperan penting sebagai lokomotif penggerak kemajuan industri Indonesia utamanya bagi peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Foto dok. Source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan rancang bangun industri (EPC) sangat berperan penting sebagai lokomotif penggerak kemajuan industri Indonesia utamanya bagi peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). 

Subkoordinator Fungsi Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Perindustrian Surya Akbar Wijaya mengungkapkan terdapat 10 jasa industri yang diprioritaskan.

BACA JUGA: TKDN dan O-City Hadirkan Sistem Manajemen Armada Berbasis ABT Pertama di Indonesia

Salah satunya adalah jasa rancang bangun dan konstruksi industri atau EPC.

"Industri jasa ini telah memberikan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi selama satu dekade terakhir, yang semula 44 persen tahun 2010 menjadi 56,34 persen di tahun 2020,” ungkap Surya Akbar Wijaya dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (21/6).

BACA JUGA: TACO Kembali Kantongi Sertifikat TKDN untuk Inovasi Terbaru

Dia menambahkan peran engineer pada perusahaan EPC (Engineering, Procurement, and Construction) sangat penting karena memberikan operational cost yang rendah.

Namun, menyediakan high impact utamanya pada layanan jasa dan konsultasi selama merancang dan membangun. 

BACA JUGA: Kinerja 2022 Pertamina, Keunggulan Operasional Dibarengi Pemanfaatan TKDN Hingga 60 Persen

Senada itu, Ketua Komite Internasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Raymond Rasfuldi menyampaikan sektor EPC memiliki peran penting dalam pertumbuhan Indonesia.

EPC mampu menjadi lokomotif pembangunan dalam beberapa sektor dengan kontribusi investasi sebesar 42,1 persen pada sektor industri dan 23 persen di sektor energi. 

"Ini tidak terlepas dari peran penting para insinyur atau engineer EPC pada seluruh proses dari perencanaan dan desain hingga integrasi dan koordinasi,” tutur Raymond.

Salah satu pilar industri nasional yang perlu dikembangkan melalui penguatan struktur dari hulu (upstream) hingga produk hilir (consumer goods) adalah sektor petrokimia.

Industri ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik berupa pangan, sandang, dan papan.

Selain itu, terdapat pula industri logam/baja, petrokimia yang kerap dijadikan sebagai benchmark tingkat kemajuan suatu negara karena merupakan basis bagi industri manufaktur.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Abdulah mengatakan guna memenangkan persaingan khususnya dengan pemain EPC saing sekaligus memastikan adanya transfer ilmu pengetahun dan teknologi, perlu kolaborasi.

Ini untuk membentuk suatu konsorsium antara EPC luar negeri dan dalam negeri dalam pengerjaan sebuah proyek strategis.

Jika perancangan dan pembangunan dari industri petrokimia mampu berjalan sesuai dengan peta jalan, maka subtitusi dari nilai impor yang kini masih tinggi akibat kebutuhan domestik belum mencukupi, masih bisa dikurangi.

Sebab, industri ini sangat menjanjikan apabila bisa dikerjakan di dalam negeri. 

Lebih lanjut dikatakan Abdulah, sebagai salah satu pelaku industri terkait dan merupakan kontraktor EPC milik negara, PT Rekayasa Industri (Rekind) yang berada di bawah induk perusahaan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), memiliki peranan dan kontribusi yang strategis.

Pengalamannya selama lebih dari 40 tahun dengan total 135 proyek besar yang pernah dikerjakan baik di dalam maupun luar negeri.

Kontribusi Rekind dapat dilihat melalui pengembangan atas hidrogen dan amonia hijau dengan membangun pabrik amonia terbesar di wilayah Indonesia maupun Asia Tenggara.

Tak hanya itu, Rekind juga memiliki banyak pengalaman dalam mengerjakan proyek industri hilir (downstream), mulai dari pembangunan pabrik hingga infrastruktur pendukungnya, seperti pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan milik PT Pertamina (Persero).

Demi memperkuat ekonomi nasional, Rekind dengan mayoritas engineer berasal dari dalam negeri, telah berkontribusi dalam meningkatkan nilai TKDN melalui pengembangan dan penghasilan ribuan engineer yang berkompeten dalam bidang teknologi.

Rekind bisa mempekerjakan rata-rata lebih dari 150 engineer setiap tahunnya dengan jumlah karyawan berkisar antara 966 hingga 1,588 orang dalam kurun waktu tujuh tahun selama tahun 2015-2022. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung UMKM Naik Kelas, Surveyor Indonesia Beri Pelatihan Sertifikasi TKDN


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler