jpnn.com, JAKARTA - Sejalan dengan pertumbuhan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) yang mencapai kinerja tertinggi dalam sejarah, operasional perseroan di berbagai lini bisnis turut bertumbuh.
Pertamina pun mencatat peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60 persen, lebih tinggi dari target perusahaan, dengan nilai TKDN mencapai USD 1,5 miliar.
BACA JUGA: Pencapaian Tertinggi, Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp 56,6 T di RUPS Tahun Buku 2022
"Saya mengapresiasi TKDN dalam proses bisnis Pertamina. TKDN ini bertujuan meningkatkan industri dalam negeri, jadi dampak multiplier effect-nya sangat besar,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada Media Briefing Pertamina di Jakarta, Selasa (6/6).
Di bidang hulu, lifting migas meningkat 15 persen menjadi 837 ribu barel setara minyak bumi per hari (mboepd) dibanding lifting tahun lalu 728 mboepd.
BACA JUGA: Kisah Sukses UMKM Binaan Pertamina: Dari Bengkel Rumahan, Merambah ke Jual Beli Kendaraan
Bertumbuhnya kinerja upstream ini ditopang oleh kegiatan investasi dan pemanfaatan teknologi, dimana dapat mencapai success ratio dalam kegiatan pengeboran hulu dan memicu optimalisasi produksi.
Produksi migas tahun ini naik 8 persen menjadi 967 mboepd.
Keunggulan operasional (operational excellence) juga terlihat pada usaha hilir.
Ketersediaan (availability) dan akses (accessibility) terhadap produk BBM kepada masyarakat meningkat, dengan coverage nasional 98 persen melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Pertashop dan One Village One Outlet (OVOO).
Nicke menambahkan, distribusi energi melalui program BBM Satu Harga dengan membangun lembaga penyalur BBM di wilayah, tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Hingga akhir 2022, program yang telah dimulai pada tahun 2017 dan bertujuan mendukung Pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan ini telah mencapai 413 titik lembaga penyalur.
Khusus tahun 2022, terjadi penambahan dari 92 titik BBM Satu Harga di daerah 3T.
Penyaluran BBM yang mengedepankan prinsip ketersediaan dan keterjangkauan juga dikembangkan Pertamina melalui OVOO.
Pengembangan outlet BBM ramah lingkungan yang dikenal dengan Pertamina Shop (Pertashop) ini terus berlanjut untuk menjangkau wilayah pedesaan yang jauh dari SPBU, dan di akhir tahun 2022 telah mencapai 6.152 titik Pertashop.
Selain BBM ramah lingkungan, melalui program OVOO Pertamina juga membangun agen LPG untuk menyalurkan energi gas tabung.
Hingga akhir 2022, jumlah outlet yang beroperasi sebanyak 64.277 titik.
Program ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan tabung gas, khususnya LPG Bersubsidi.
Selanjutnya, Dalam rangka meningkatkan penggunaan gas alam di sektor rumah tangga, Pertamina juga memperluas sambungan gas rumah tangga, dimana di tahun 2022 telah dibangun 384.000 Sambungan Rumah Tangga (SRT) baru.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial di pelosok Nusantara, Pertamina juga meningkatkan TKDN, dengan proporsi hingga 60 persen senilai USD 1,5 miliar.
TKDN ini melibatkan lebih dari 5.600 manufaktur lokal/nasional dan sekitar 82 ribu tenaga kerja lokal dan nasional.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi