jpnn.com, ANKARA - Gagal menekan Arab Saudi dengan pembunuhan Jamal Khashoggi tidak lantas membuat Turki menyerah. Kini pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan sedang mempertimbangkan rencana untuk menginternasionalkan penyelidikan kasus kriminal tersebut. Saat ini Turki mematangkan rencana itu dengan PBB.
"Kami telah berdiskusi dengan Sekjen PBB (Antonio Guterres) dan rekan-rekan kami lainnya tentang kemungkinan penyelidikan itu," tegas Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu seperti dikutip RTE kemarin (11/12).
BACA JUGA: Biometric Umrah Berlaku, Indonesia Lobi Arab Saudi
Turki menggandeng PBB setelah Saudi menolak permohonan ekstradisi yang mereka ajukan. Beberapa waktu lalu, Ankara meminta Saudi mengekstradisi dua terduga dalang pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober lalu. Dua orang itu adalah Saud Al Qahtani (penasihat senior kerajaan) dan Wakil Kepala Badan Intelijen Saudi Jenderal Ahmed Al Asiri.
Pekan lalu Kantor Kejaksaan Istanbul menerbitkan surat perintah penangkapan untuk dua orang tersebut. Karena dua orang yang punya hubungan dekat dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) itu berada di Saudi, Turki mengajukan permohonan ekstradisi. Namun, Riyadh menolak mentah-mentah permohonan tersebut.
BACA JUGA: Transkrip dari Turki Ungkap Kebohongan Saudi
Cavusoglu mengungkapkan bahwa sejak pertemuan KTT G20 di Argentina, beberapa negara mengaku siap membantu Turki untuk menyelidiki kasus Khashoggi. Agar itu bisa terjadi, PBB perlu membawa kasus tersebut ke level internasional.
Secara resmi, permintaan harus diajukan ke Dewan Keamanan (DK) PBB dulu. Jika disetujui, barulah penyelidikan internasional bisa terjadi. (sha/c6/hep)
BACA JUGA: Abaikan Perundingan Damai, Saudi Terus Bombardir Yaman
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Khashoggi: Senat AS Anggap MBS Gila dan Berbahaya
Redaktur & Reporter : Adil