Erdogan Peduli Khashoggi, tapi Sikat Jurnalis Negeri Sendiri

Senin, 22 Oktober 2018 – 19:06 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com - Turki di bawah rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan bukanlah negara yang ramah terhadap jurnalis. Namun, dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi negara yang terletak di dua benua itu menunjukkan kepedulian luar biasa.

Erdogan menegaskan bahwa pembunuhan yang terjadi di kantor Konsulat Saudi di Istanbul tersebut harus diungkap sejelas-jelasnya. Untuk mewujudkan ini, dia bahkan rela bekerja sama dengan Amerika Serikat, pihak yang ditudingnya bertanggung jawab atas anjloknya nilai tukar mata uang Turki, lira.

BACA JUGA: Prostitusi di Turki, Suami Jajakan Istri untuk Swinger Party

Akhir pekan lalu, Erdogan menelepon Presiden AS Donald Trump khusus untuk membicarakan kasus Khashoggi.

"Kami mencari keadilan dan ini akan terungkap dalam semua kebenarannya yang jelas, bukan melalui beberapa langkah biasa tetapi dalam semua kebenarannya yang telanjang. Ini bukan kasus biasa. Saya akan membuat pernyataan pada hari Selasa pada pertemuan anggota parlemen kelompok AK," kata Erdogan, Minggu (21/10).

BACA JUGA: Cerita Terbaru Arab Saudi tentang Kematian Khashoggi

"Insiden itu akan terungkap sepenuhnya," tekannya kepada Trump.

Baca Juga: 6 Jurnalis Turki Divonis Seumur Hidup, Apa Salah Mereka?

BACA JUGA: Saudi Ditantang Tunjukkan Jenazah Khashoggi

Pernyataan Erdogan bukan satu-satunya bentuk kepedulian Turki terhadap nasib Khashoggi. Sejak awal Ankara ngotot mengusut kasus ini.

Setelah penyelidikan berjalan, pejabat Turki getol membocorkan informasi ke media mengenai pembunuhan warga negara Arab Saudi itu. Bocoran-bocoran membuat Saudi sangat terpojok, hingga terpaksa mengakui kematian Khashoggi.

Kepedulian besar tersebut berbanding terbalik dengan perlakuan rezim Erdogan terhadap jurnalis negeri sendiri. Banyak jurnalis di Turki yang dipersekusi hingga dijebloskan ke dalam bui karena tidak sejalan dengan pemerintah.

Stockholm Center for Freedoom mencatat bahwa Turki setidaknya sudah memenjarakan 200 jurnalis. Pada Februari lalu enam wartawan dihukum penjara seumur hidup atas tuduhan terlibat kudeta gagal 2016. (mel/rmol/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuhan Khashoggi: Tagar Bela MBS Bermunculan di Medsos


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler