jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan disrupsi di berbagai sektor, termasuk di bidang usaha.
Inovasi dan perubahan secara fundamental di dunia bisnis diperlukan agar dapat menyesuaikan perkembangan zaman.
BACA JUGA: Pentingnya Personal Branding di Era Transformasi Digital
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan jurus kesuksesan membenahi bisnis BUMN di tengah era digitalisasi ini yaitu dengan terus mendorong perusahaan pelat merah untuk terus melakukan transformasi.
“Transformasi BUMN harus terjadi di semua lini untuk menghadapi perubahan dunia saat ini. Transformasi bisnis model, pembentukan tim dan SOP serta menetapkan KPI. Inilah fokus BUMN saat ini,” ujar Erick Thohir dikutip dari akun instagram @erickthohir, Senin (13/6/2022).
BACA JUGA: Erick Thohir Pendatang Baru Terkuat di Bursa Pilpres
Erick menambahkan agar pengusaha survive di era digital ini, Erick mengingatkan ada tiga hal yang harus diterapkan, yaitu leadership, sistem, dan bisnis modeling.
Lebih lanjut, Erick Thohir yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu mengatakan sebuah bisnis harus bisa mengadopsi perkembangan zaman.
BACA JUGA: Erick Thohir Inginkan Potensi Majalengka Makin Berkembang
Ada tiga yang penting menjadi acuan masa depan bisnis, yakni disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan kesehatan.
“Perubahan itu yang akan mengubah bisnis model dan cara menjalankan usaha," ujar Erick Tohir.
Menurut dia, tuntutan bisnis tersebut tidak hanya berlaku bagi swasta tetapi juga BUMN. Di era digital, menurut Erick, transformasi menjadi sangat penting.
Salah satu bentuk dukungan BUMN terhadap perubahan era digital ini adalah merefocusing Telkom, yang tadinya sebagai Telphone Company, menjadi perusahaan Infastruktur digital.
"Seperti di Telkom bukan lagi telco company tapi perusahaan yang membangun infrastruktur digital. Kalau dahulu kita bicara jalan tol, listrik masuk desa, hari ini kita bicara WiFi masuk desa, cloud, data center fiber optik," ucapnya.
Selanjutnya, kata Erick yang perlu di perhatikan juga salahsatunya leadership. Di era saat ini tim menjadi penting bukan lagi bekerja dengan ego sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam satu tim.
"Kalau BUMN hanya tergantung pada seorang Erick Thohir, tidak mungkin kita bisa membenahi BUMN yang tadinya jumlahnya 108 sekarang dikecilkan menjadi 41. Tadinya labanya hanya Rp13 triliun, sekarang laba Rp126 tirliun," tegasnya.
Di era digital banyak efisiensi yang bisa dibuat. Tolak ukurnya adalah jangan sampai rugi.
"Transparansi dan profesional menjadi transformasi yang kita lakukan," pungkas Erick.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari