Erick Thohir Ungkap Alasan Tertarik Kelola Persis Solo

Sabtu, 21 September 2019 – 23:42 WIB
Erick Thohir (tengah) didampingi Pendiri PT Persis Solo Saestu (PSS) Her Prabu, (kiri) saat memberikan penjelasan ingin membantu Persis Solo, di Kota Solo, Sabtu. Foto: Bambang Dwi Marwoto/antara

jpnn.com, SOLO - Pengusaha nasional, Erick Thohir, mengungkapkan ketertarikannya untuk mengelola klub Liga 2 Indonesia, Persis Solo, karena memiliki sejarah luar biasa.

Erick membuktikan keseriusannya dengan mendatangi Wali Kota Solo F.X HAdi Rudyatmo di rumah dinas Loji Gandrung, Sabtu (21/9).

BACA JUGA: Dokter dan Bidan Pasangan Selingkuh Itu Ternyata Pernah Ditegur, Begini Ceritanya...

"Saya tertarik membantu tim Persis Solo karena mempunyai sejarah yang luar biasa, yakni sebanyak tujuh kali menjadi juara ajang sepak bola perserikatan sebelum Indonesia merdeka," kata Erick Thohir, di sela kunjungannya ke Solo, Sabtu.

Erick Thohir yang juga pemilik tim Oxford Liga 3 Inggris tersebut datang ke Solo dan bertemu dengan Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo serta pendiri PT Persis Solo Saestu (PSS) dengan maksud ingin membantu Persis Solo agar bisa menjadi juara lagi setelah Indonesia merdeka.

BACA JUGA: Bripka Ade Diserang Sekelompok Orang Saat Bertugas, Begini Kondisi Terakhir

Tim Persis Solo, kata dia, sangat menarik karena pernah menjadi juara perserikatan Indonesia, pada 1935, 1936, 1939, 1940, 1941,1942 dan 1943. Sedangkan, tim milik warga Solo ini, setelah merdeka belum pernah juara.

Menurut Erick Thohir, sebuah klub sepak bola penting mempunyai sejarah seperti Persis Solo. Masyarakat yang mendukungnya mungkin mempunyai mimpi agar tim bisa menjadi juara lagi. Namun tentunya untuk menjadi juara harus melalui proses yang panjang.

BACA JUGA: 6 Fakta Kasus Perselingkuhan Dokter dan Bidan yang Berujung Pembacokan

Hal tersebut, kata dia, perlu fokus dan pengorbanan. "Semua yang ditempuh harus mempunyai prinsip dasar yang sama. Persis yang berdiri sejak 1923 itu tentunya ingin menjadi juara lagi," katanya.

Lebih lanjut Erick mengatakan bahwa dalam dunia olahraga harus ada pengelolaan secara profesional dan transparan. Sementara salah satu kegagalan olahraga di Indonesia adalah karena manajemennya yang selalu terjebak pada pola pikir atau kepentingan pribadi atau sekelompok orang saja.

"Ada langkah-langkah yang harus dilakukan. Kerja sama dengan para pemangku kepentingan, manajemen profesional, pengelolaan tim sepak bola, infrastruktur atau tempat latihan, dan stabilitas keuangan," kata Erick.

Soal suporter bola, dia berpendapat, juga sangat penting maknanya sehingga harus ada kerja sama simbiosis mutualisme baik untuk tim maupun masyarakat.

"Saya tertarik dengan Persis Solo karena ingin membantu memajukan sepak bola di Solo. Tim ini memiliki sejarah bagi Indonesia," katanya.(dwi/ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler