Eropa Selidiki Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Terkait Kematian Pasien

Kamis, 27 Mei 2021 – 20:15 WIB
Vaksinasi COVID-19. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Rabu (26/5) mengatakan sedang menyelidiki kematian seorang perempuan di Belgia yang mengalami pembekuan darah dan penurunan trombosit setelah menerima vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.

Regulator obat Uni Eropa itu mengaku telah meminta produsen asal AS tersebut agar melakukan serangkaian riset tambahan guna membantu menilik adanya kemungkinan hubungan antara vaksin dan kondisi pembekuan darah serius namun jarang terjadi, yang disebut thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS).

BACA JUGA: Taiwan Tak Kunjung Mendapatkan Vaksin COVID-19, Gegara Campur Tangan China?

EMA mengatakan pihaknya, bersama lembaga medis Belgia dan Slovenia, sedang meninjau kasus di Belgia itu serta beberapa laporan lainnya soal pembekuan darah.

Menurut EMA, laporan kematian di Belgia itu merupakan yang pertama soal penggunaan vaksin COVID-19 J&J, meski sebelumnya sudah ada tiga kematian yang berkaitan dengan vaksin dosis tunggal buatan perusahaan itu di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Deddy Yevri Sitorus Meminta Distribusi Vaksin Covid-19 Dipantau Menggunakan Teknologi 

Pada Rabu pagi, Belgia menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 J&J untuk usia di bawah 41 tahun setelah kematian seorang perempuan, yang sebelumnya dibawa ke rumah sakit dengan mengalami trombosis parah dan penurunan kadar trombosit.

Perempuan itu dikabarkan merupakan warga negara Slovenia, meski Reuters tidak dapat memastikan kebenaran keterangan tersebut.

BACA JUGA: Pimpinan Komisi VI DPR RI Ingatkan BUMN soal Stok Vaksin Covid-19

Hingga 20 Mei, sudah lebih dari 1,34 juta dosis vaksin J&J yang disuntikkan di Uni Eropa, kata EMA.

EMA dan otoritas pusat akan terus memantau keamanan dan kemanjuran vaksin serta memberikan informasi terbaru lebih lanjut ketika diperlukan, kata mereka. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler