jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menilai stok vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini dirasa masih belum bisa dikatakan aman.
Sebab, dengan jumlah masyarakat yang harus divaksin minimal 181 juta orang untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity), maka dibutuhkan stok vaksin sejumlah 362 juta untuk 2 kali penyuntikan tiap orang.
BACA JUGA: Harga Vaksin Gotong Royong Kemahalan, Perusahaan Ogah Berpartisipasi
Hal itu diungkapkan Martin dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Holding Farmasi BUMN (PT Bio Farma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Tbk), Selasa (25/5).
Menurut dia, pengalaman Indonesia di awal Pandemi Covid-19 yang terkesan tidak siap telah membuat kapasitas testing dan tracing tidak maksimal.
BACA JUGA: Lokasi Rapid Test Drive Thru Digerebek Polisi, 3 Orang Diamankan
Kondisi itu pula yang membuat banyaknya terjadi pembatasan sosial untuk menekan laju penularan Covid-19 seperti saat Idulfitri yang lalu.
Martin Manurung lantas membandingkan dengan negara Rusia yang sudah melakukan PCR test sebanyak 135 juta untuk jumlah penduduk sekitar 144 juta jiwa.
BACA JUGA: Ada Pesan Serius dari Bang Ruhut untuk Mas Ganjar
Dengan data tersebut, kata legislator Partai NasDem itu, Rusia dapat mengelola pandemi di negara mereka dengan pembatasan yang tidak lagi perlu terlalu ketat.
"Manajemen pandemi seperti itu yang harus dilakukan dengan baik sehingga tidak perlu banyak pembatasan-pembatasan yang ketat," ujar Martin.
Dia mengatakan bahwa pengalaman tidak maksimalnya testing dan tracing itu tidak boleh terulang untuk tahapan vaksinasi Covid-19 yang sedang dijalankan pemerintah.
"Saya mau ingatkan khususnya kepada direksi BUMN kita, jangan terulang cerita yang sama soal vaksinasi. Vaksinasi kita juga saya lihat pace-nya (kecepatan, red) belum maksimal, belum cepat," tegas Martin.
Belum lagi masalah stok vaksin yang tersedia menurutnya belum memberikan ketenangan sekaligus jaminan semua orang bisa mendapatkannya.
"Oleh karena itu kita harus bahu-membahu," ucap politikus asal Sumatera Utara itu. (fat/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam