Erupsi Gunung Agung Lebih Besar, Bandara Ngurah Rai Masih Normal

Minggu, 21 April 2019 – 20:39 WIB
Erupsi Gunung Agung difoto dari Desa Kintamani, Bangli, Selasa (28/11). Foto: Agung Bayu/Bali Express

jpnn.com, JAKARTA - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi, Minggu (21/4), pukul 18.56 WITA. Kali ini, erupsi yang terjadi lebih besar dari peristiwa sebelumnya, Minggu (21/4) dini hari.

"Erupsi ini lebih besar dibandingkan erupsi tadi pagi pukul 03.21 WITA yang tinggi kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (21/4).

BACA JUGA: Erupsi Gunung Agung, Operasional Bandara Ngurah Rai Aman?

BACA JUGA: Gunung Agung Erupsi, Bali Aman

Sutopo menjelaskan, pos pengamatan Gunung Agung melaporkan tinggi kolom abu vulkanik mencapai sekitar 3.000 meter di atas puncak kawah atau 6.142 meter di atas permukaan laut. Kolom abu vulkanik kelabu tebal, tertiup angin condong ke arah barat. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan durasi kurang lebih 1 menit 22 detik."

BACA JUGA: Lion Group: Penerbangan Berangsur Normal Pasca-Kebakaran di Bandara Ngurah Rai

Dia menambahkan, hujan abu diperkirakan akan jatuh di sekitar Gunung Agung, khususnya di wilayah selatan hingga barat daya sesuai citra satelit Himawari.

Sutopo menambahkan, erupsi ini juga disertai lontaran batu pijar di sekitar puncak Gunung Agung. Lontaran material letusan berupa abu vulkanik dan pasir mencapai 2.500 - 3.000 meter dari puncak ke segala arah. "Suara letusan terdengar hingga Bangli dan Klungkung."

BACA JUGA: Bandara Ngurah Rai Terbakar, 19 Jadwal Penerbangan Terdampak

Sutopo memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa erupsi. Masyarakat juga tidak perlu mengungsi karena status masih tetap Siaga (level III).

Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat, pendaki, pengunjung, wisatawan tidak berada atau melakukan pendakian dan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius empat km dari kawah puncak.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

"Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung," ungkap dia.

BPBD di sekitar Gunung Agung seperti BPBD Kabupaten Karangasem, BPBD Klungkung, BPBD Bali dan aparat lain telah menyiapkan masker yang akan dibagikan kepada masyarakat yang terdampak.

Hingga saat ini Bandara Internasional IGK Ngurah Rai masih normal. Tidak ada dampak dari erupsi terhadap aktivitas penerbangan. "Aktivitas masyarakat juga tetap normal. Bali aman," tuntas dia. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PascaKebakaran di Bandara Ngurah Rai, Angkasa Pura I Siapkan Terminal


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler