Erupsi Gunung Merapi, BPPTKG Umumkan Potensi Bahaya, Harap Waspada

Minggu, 12 Maret 2023 – 22:19 WIB
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (12/3/2023). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

jpnn.com, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengumumkan potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi yang tengah erupsi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyebut potensi bahaya itu selain yang bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan.

BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi, Awan Panas Guguran Meluncur Sejauh Ini, Waspadalah

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kami ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan," ujar Agus di Yogyakarta, Minggu (12/3).

Dia menyebut ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.

BACA JUGA: Hashim Beri Syarat Begini Jika Ganjar Ingin Berduet dengan Prabowo

Deformasi tersebut sebelumnya hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu, yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

"Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan," ucapnya.

BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi, Sultan HB: Tidak Akan Meletus Seperti Dahulu

Menurut Agus, laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun.

Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," tuturnya.

Oleh karena itu, BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif.

"Untuk saat ini masih stabil kondisinya dan kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga," kata Agus Budi.

Gunung Merapi erupsi dengan mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya.

Awan panas guguran itu meluncur ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3).

Berdasarkan pantauan BPPTKG hingga Minggu pukul 15.30 WIB, tercatat total sebanyak 54 awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi.

Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler