Erupsi Gunung Semeru Membuat Dusun Curah Koboan Seperti Permukiman Mati

Senin, 06 Desember 2021 – 19:28 WIB
Sukarelawan menyisir Dusun Curah Koboan, Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, untuk mencari korban yang diduga terjebak abu material akibat awan panas guguran Gunung Semeru, Senin (6/12/2021). Foto: ANTARA/Umarul Faruq

jpnn.com, LUMAJANG - Tak ada aktivitas warga di Dusun Curah Koboan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Mayoritas rumah rusak terdampak erupsi Gunung Semeru. Dusun Curah Koboan seperti permukiman mati.

BACA JUGA: Ibu DFN dan Anaknya Didatangi Perampok, Diikat, Lalu Terjadilah

Senin, hanya terlihat beberapa ternak kambing yang masih hidup dan petugas beserta sukarelawan yang menyisir untuk mengevakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12).

Di kawasan tersebut, diduga masih terdapat beberapa warga yang tertimbun.

BACA JUGA: Lasimin Mendengar Semeru Meletus, Seluruh Keluarga Berada di Rumah

Petugas juga mendapat laporan dari warga tentang beberapa penduduk yang belum diketahui keberadaannya.

Dusun Curah Koboan salah satu lokasi paling parah terdampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa semburan awan panas guguran.

Saat peristiwa meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, Sabtu (4/12), diduga banyak warga terjebak karena hujan abu yang terjadi saat itu, ditambah terputusnya akses akibat ambrolnya Jembatan Besuk Koboan (Geladak Perak).

Rumah-rumah warga juga masih tampak dipenuhi abu pada bagian atap, sedangkan jalan maupun halaman rumah mereka tertutup abu material bercampur lumpur.

“Dari laporan warga, masih ada penduduk yang hilang, makanya kami terus menyisir daerah ini. Untuk hewan-hewan ternak yang masih hidup, nanti dipindahkan ke tempat aman oleh pemuda setempat,” kata salah seorang relawan MDMC Kabupaten Jember.

Sebagian warga lainnya telah mengungsi dan menyelamatkan diri ke tempat lebih aman, di antaranya di balai desa, rumah ibadah, dan gedung sekolah.

Area sawah dan ladang pertanian juga mati karena tertutup abu material tebal. Di sejumlah rumah juga terlihat sepeda motor dan sepeda angin milik warga setempat.

Selain menyisir perkampungan, petugas gabungan dan relawan melalukan proses evakuasi korban dan mencari korban yang diduga tertimbun.

Pada sekitar pukul 14.30 WIB, proses evakuasi dihentikan sementara karena hujan dan cuaca tidak mendukung untuk dilakukan pencarian korban. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler