JAKARTA - Konsorsium pengembangan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terus merampungkan tugasnyaRencana pembangunan proyek prestisius itu kini masih dalam taraf pengkajian Detailed Engeneering Design (DED) yang didalamnya termasuk mengetahui karakter geografis Selat Sunda
BACA JUGA: Kontrak PLTU Tenanraya Diteken Akhir November
Hal itu diperlukan mengingat pembangunan jembatan tersebut menggunakan konstruksi suspensi."Konstruksi itu jelas berbeda dengan jembatan Suramadu yang menggunakan konstruksi kabel style
Hermanto mengatakan, kelebihan konstruksi suspensi adalah ketinggian jembatan diperkirakan mencapai 80 meter di atas permukaan air laut
BACA JUGA: Tren Kasus Keberatan Pajak Menurun
Sehingga pengkajian aspek teknis di laut, tingkat keamanan dan rute mana yang paling tepat digunakan berdasarkan kondisi geografis bawah laut mutlak diperlukan."Karena itu perlu juga mempelajari kecepatan angin, kondisi palung paling kecil dan besar
Menurut rencana awal, pembangunan JSS akan dimulai pada 2014
BACA JUGA: Tren Kasus Keberatan Pajak Turun
Peraturan presiden terkait dengan rencana pembangungannya segera diterbitkan akhir tahun ini, untuk mendukung proyek yang akan dilaksanakan pada 2012Pasalnya, proyek tersebut merupakan skala yang strategis dan besar, sehingga diperlukan payung khusus untuk mendukung pengerjaannya.Dalam perpres sebelumnya, tercantum tentang pembentukan tiga kelompok kerja itu untuk mengkaji tiga halPertama, kelayakan teknis seperti kondisi geografis, ketahanan terhadap gempaKedua, mengkaji tata ruang dan potensi peningkatan perekonomian dengan adanya jembatan itu, dan ketiga, mempelajari kondisi dan pengaruh pembangunan jembatan itu terhadap kondisi sosial dan kultural masyarakat.
Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta, Bappenas Bastari Panji Indra mengatakan bahwa rencana pembangunan JSS diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 250 triliunJumlah itu naik dari estimasi awal Rp150 triliun"Besarnya investasi yang dibutuhkan terkait dengan tingkat kesulitanBisa dilihat dari studi kalayakannya yang membutuhkan dana hingga Rp 1,5 triliun." kata dia.
Dana sebesar itu memang sesuai dengan tingkat kesulitan pembangunan JSSUntuk keperleuan survei bawah laut saja membutuhkan teknologi yang canggih yang tidak dimiliki pemrintah IndonesiaTermasuk, memperhitungkan kelayakannya karena keberadaan Gunung Anak Krakatau yang sangat mungkin mengganggu konstruksiAlternatifnya, JSS nantinya memiliki bentangan sepanjang 2,2 kilometer yang tidak mempunyai struktur penyanggaSelain mempersiapkan studi kelayakan, Bastari mengatakan sedang disiapkan peraturan pendukung"Legal dasar peraturannya juga mesti disiapkan," katanya.
Selain jalan, JSS nantinya juga akan dilengkapi jalur kereta dan pipa gasKarena itu, kata dia, proyek ini membutuhkan persiapan yang matangHingga kini pemerintah masih terus mempelajari mekanisme dan nilai proyek JSS dengan lebih detail dan efisienTerutama terkait kajian bahwa anak Krakatau berpotensi aktif lagi seperti sejumlah gunung berapi lain di Indonesia(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Rumah Turun
Redaktur : Tim Redaksi