jpnn.com - PANGKALAN BUN - Upaya pengangkatan badan pesawat AirAsia QZ8501 mulai dilaksanakan kemarin (17/1). Pengangkatan tampaknya menggunakan opsi pertama. Yakni, melibatkan TNI-AL seperti proses pengangkatan ekor pesawat.
Sabtu kemarin peralatan pendukung dikirim ke KRI Banda Aceh yang berada di Selata Karimata. Ada juga tiga helikopter milik TNI-AL yang siaga di Pangkalan Udara Iskandar.
Panglima Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Widodo langsung turun ke lokasi. Dia tiba di Lanud Iskandar sekitar pukul 11.55 dengan disambut petinggi jajaran TNI. Termasuk jajaran dari Basarnas yang siaga di posko tersebut.
Sesampai di Lanud Iskandar, Widodo langsung masuk ke ruangan perwira. Di tempat tersebut terjadi perbincangan antara Widodo dan pejabat tinggi TNI serta Basarnas. Tidak lebih dari 15 menit kemudian, Widodo bersama beberapa anggota TNI-AL keluar ruangan dan menuju helikopter Bell-412.
Turut mengantar, antara lain, Direktur Operasional Basarnas Supriyadi, Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Sigit Setiyanta, serta perwakilan dari Lanud Iskandar. Widodo berangkat ke KRI Banda Aceh untuk menyaksikan langsung proses penyelaman dan pengangkatan logam yang diduga kuat badan pesawat.
Direktur Operasional Basarnas Supriyadi mengatakan, pengangkatan dilakukan dengan menyelam ke bawah dan menaikkan pesawat dengan menggunakan balon udara. Penyelaman dilaksanakan dengan mempertimbangkan cuaca. "Kami belum tahu hasil terakhir dari tim di lapangan," ucapnya.
Memang, berdasar prosedur yang ditetapkan, penyelaman dimulai pukul 06.00 hingga 11.00. Namun, informasi dari kru di KRI Banda Aceh, tidak ada penyelaman sama sekali. Ketinggian ombak mencapai 2 meter. Kecepatan arus di bawah laut 1,7 knot hingga 2 knot. "Kami di sini hanya melakukan koordinasi," ucap salah seorang perwira di kapal tersebut.
Hingga tadi malam, Widodo masih bermalam di KRI Banda Aceh. Menurut rencana, hari ini dilakukan penyelaman kembali. Kini lebih dari 110 penyelam dari TNI-AL, Basarnas, dan relawan siaga di KRI tersebut. "Kami sudah siaga sejak awal. Tinggal pelaksanaan saja," imbuh Supriyadi.
Sebelumnya, Kabasarnas F.H.B. Soelistiyo mengatakan, ada tiga opsi untuk pengangkatan badan pesawat. Yakni, melibatkan TNI-AL seperti pengangkatan ekor, menggunakan crane dan kapal tunda sekaligus ponton, serta mendatangkan balon udara. Untuk penggunaan crane dan kapal tunda, Basarnas akan dibantu penyelam tradisional. (riq/c10/sof)
BACA JUGA: Kena Protes, Jokowi Telepon Raja Belanda dan Presiden Brasil
BACA ARTIKEL LAINNYA... Protes Hukuman Mati, Dubes Brasil dan Belanda Untuk Indonesia Ditarik
Redaktur : Tim Redaksi