LA PAZ - Presiden Bolivia Evo Morales membatalkan kebijakan kenaikan harga bahan bakar hingga 70 persen yang memicu demonstrasi dan kerusuhan sipilKeputusan yang belum genap berlaku sepekan itu dievaluasi setelah presiden melakukan pembicaraan dengan serikat pekerja dan perwakilan kelompok warga pribumi.
Kenaikan harga BBM itu memicu demonstrasi masal dan para pekerja transportasi
BACA JUGA: Afrika Bujuk Pantai Gading
Tentara Bolivia bahkan sudah diperintahkan menjual roti kepada masyarakat sebagai langkah operasi pasar untuk merespons demonstrasi para produsen roti.Pemerintah sayap kiri menyatakan, tujuan operasi pasar roti tersebut adalah mencegah kelangkaan roti dan ancaman para produsen untuk menaikkan harga roti yang menjadi kebutuhan pokok rakyat Bolivia.
Dalam pesannya yang disiarkan melalui televisi nasional, Morales menyatakan, pemerintah telah mendengarkan aspirasi serikat pekerja dan kelompok masyarakat
BACA JUGA: Militer Kerahkan Bantuan ke Kawasan Banjir
"Artinya, semua kebijakan tersebut akan dicabut," tegasnyaPemerintah mencabut subsidi bahan bakar bensin dan solar Senin lalu (27/12)
BACA JUGA: Situasi Mesir Masih Tegang
Morales menyatakan, pemerintah tak mampu lagi mempertahankan harga yang sudah tidak naik selama enam tahunPemerintah juga menjelaskan, banyak minyak Bolivia yang diselundupkan ke luar negeri oleh para spekulanAkibat pencabutan subsidi tersebut, harga bensin naik 70 persen lebih dan solar 80 persen lebih dari
Pekerja transportasi kemudian berdemonstrasi memprotes kenaikan harga tersebutBahkan, pada Kamis lalu (30/12) demonstrasi berubah menjadi kerusuhan masal di La Paz dan kota sekitarnya, seperti El Alto serta Cochabamba(cak/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Arnold Lengser Setelah 7 Tahun jadi Gubernur
Redaktur : Tim Redaksi