Exit Strategy Obama Belum Pasti

Jumat, 04 Desember 2009 – 00:24 WIB
Foto : REUTERS

WASHINGTON - Reaksi keras terhadap rencana exit strategy pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan pada Juli 2011 yang disampaikan Presiden Barack Obama terus berdatanganTak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari di luar negeri

BACA JUGA: APA Harus Bahas Terorisme



Pakistan, negeri tetangga Afghanistan, termasuk salah satu yang mengecam rencana penarikan pasukan yang disampaikan Obama setelah mengumumkan penambahan 30 ribu tentara ke Afghanistan pada Selasa pagi WIB (2/12) tersebut
Tak heran kalau Gedung Putih sampai harus mengerahkan tiga pejabat tinggi untuk 'meralat' exit strategy tersebut

BACA JUGA: Didesak Mundur oleh Mantan Presiden

Yaitu, Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton, Menteri Pertahanan Robert Gates, dan Kepala Staf Gabungan Laksamana Michael Mullen


Di hadapan para anggota kongres kemarin, Ketiga pejabat itu memastikan kalau exit strategy tersebut baru sebatas rencana, belum sesuatu yang sudah dijadwalkan pasti

BACA JUGA: Suasana Natal di Orchard Road

"Saya tidak yakin kami sudah sepakat untuk meninggalkan (Afghanistan)," ujar Hillary di Capitol Hill, gedung parlemen AS, di Washington, seperti dilansir Agence France Presse.

Padahal, dalam pidatonya, Obama secara tegas menyampaikan kalau pasukan AS bakal mulai ditarik pada Juli 2011Sumber-sumber di Gedung Putih menambahkan, paling lambat semua serdadu Paman Sam sudah harus meninggalkan Afghanistan sebelum Januari 2013, akhir masa jabatan Obama. 

Tapi, menurut Hillary, tujuan Obama menyinggung exit strategy semata untuk menepis tudingan penjajahan"AS sama sekali tidak tertarik untuk selamanya menduduki Afghanistan," lanjut politikus 62 tahun tersebut

Juli 2011, kata Hillary, disebut Obama sebagai prediksi semataSebab, sejak memenangkan pemilihan presiden (pilpres) November 2008 lalu, pemimpin 48 tahun tersebut berjanji bakal menarik pasukan dari negeri penghasil opium terbesar di dunia itu sebelum masa jabatannya berakhirNamun, pelaksanaannya tetap bergantung pada kondisi di lapanganBisa jadi persis 19 bulan seperti yang diramalkan ObamaBisa juga lebih lama dari periode itu

"Saya rasa, presiden sebagai panglima tertinggi militer, selalu punya opsi untuk menyesuaikan keputusannya," kata Gates menjawab pertanyaan Senator John McCain, kandidat presiden Partai Republik dalam pilpres 2008 yang dikalahkan Obama

McCain termasuk yang bereaksi paling awal terhadap exit strategy Obama ituDia menyatakan, di mata Taliban, pernyataan penarikan mundur itu bakal dianggap sebagai tanda kelemahan

Adapun kalangan partai asal Obama, Demokrat, menganggap AS terlalu besar menanggung beban operasi militer di Afghanistan yang diberi nama Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dan mendapat mandat resmi dari PBBDengan tambahan 30 ribu yang diumumkan Obama, total ada 100 ribu serdadu AS di Afghanistan

Sedangkan para sekutunya di NATO hanya mengirim total 35 ribu tentaraUntuk mengongkosi pasukan sebesar itu, Pentagon harus memebalanjakan dana sebesar USD 30 miliar (sekitar Rp 285 triliun) per tahunPadahal, seperti ditulis The Christian Science Monitor, Pentagon alias Departemen Pertahanan AS tak punya uang sebanyak itu saat ini. 

Sementara itu, Taliban menyambut baik rencana penarikan pasukan AS tersebut.  Dalam pernyataan tertulis yang dilayangkan ke Associated Press Rabu (2/12) malam, organisasi militan itu berterimakasih kepada Obama"(Pengiriman pasukan tambahan) bukanlah solusi untuk AfghanistanTaliban akan punya banyak waktu untuk meningkatkan serangan dan mengguncang perekonomian AS yang hingga sekarang masih krisis," terang Taliban.

Reaksi Taliban itu sudah diprediksi GatesDia yakin, Taliban akan merasa menang dengan dilontarkannya rencana penarikan pasukan oleh Obama tersebut"Akan ada lebih banyak darah yang tertumpah seiring bakal meningkatkan konflik terbuka pasukan dan militan (Taliban)," ujarnya(hep/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wartawan Singapura Banyak Wanita Muda


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler