BACA JUGA: Tender Logistik Pemilu 2009 Segera Dibuka
Dalam pertemuan itu, Fadel Muhammad mengklarifikasi dua masalah yang menjadi alasan DPP Golkar menjatuhkan sanksi padanya
Fadel mengaku kecewa karena pencalegannya pernah disetujui secara lisan oleh Jusuf Kalla pada Juni lalu
BACA JUGA: Kadonya Doa Politik Jadi Presiden
Selain itu, dia malu karena sudah mengirim surat pengunduran diri sebagai gubernur Gorontalo pada Presiden, serta telah meminta izin pada DPRD Gorontalo untuk menanggalkan jabatannya sebagai gubernurMeski demikian, Fadel membantah kemarahannya lantas diwujudkan dalam bentuk manuver menggalang kekuatan untuk menggelar Munaslub Partai Golkar
BACA JUGA: JK Coret Iqbal dari DCS
"Tunjukkan pada saya, kapan saya pernah bicara meminta MunaslubSetahu saya, yang bicara tentang itu hanya Yuddy Chrisnandi," kata dia.Fadel lantas menyitir pernyataan Ketua DPP Partai Golkar Muladi yang menyatakan DPP Partai Golkar tidak punya bukti bahwa 33 DPD Partai Golkar pernah dihubungi Fadel untuk menggalang dukungan menggelar Munaslub
"Saya akui ada pertemuan sejumlah kader Golkar asal Sulawesi di Gorontalo pada 8 OktoberTapi bukan pertemuan kader Golkar sejati seperti klaim Yuddy, melainkan pemberian gelar adat pada Sri Sultan Hamengkubuwono X," kata dia.
Kepada Kalla, Fadel juga membantah berupaya menggalang dukungan DPD Golkar se-Indonesia untuk mendesak konvensi Partai GolkarMenurut dia, keputusan tentang konvensi atau tidak belum pernah dibicarakan Golkar, jadi tidak tepat berkomentar tentang konvensi atau Rapat Pimpinan Nasional Luar Biasa untuk memilih capres dari Partai Golkar.
"Jadi, tidak tepat kalau DPP memberi sanksi berdasarkan isu atau berita di media massaSanksi hanya kayak diberikan kalau sudah ada aksi nyata," papar doktor politik dari UGM ini.
Dalam pertemuan itu, Fadel mengulang permintaannya agar DPP Partai Golkar meluluskan permintaannya menjadi caleg Golkar untuk DPR dari daerah pemilihan GorontaloFadel membantah upayanya menjadi anggota legialatif karena ingin menggusur Agung Laksono dari kursi Ketua DPR
"Kita kan tidak tahu, apakah saya dan Pak Agung akan terpilih menjadi anggota DPRJadi mengapa saya sudah dituduh haus jabatan dan haus kekuasaan," tukasnya(noe)
Redaktur : Tim Redaksi