jpnn.com, KENDAL - Untuk mempercepat penekanan angka stunting di wilayah Kendal, Jawa Tengah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan anggota Komisi IX DPR RI Fadholi mendukung pemerintah memberi perhatian khusus terhadap penanganan stunting atau kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya.
Menurut Fadholi, kasus stunting di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak.
BACA JUGA: Gandeng BKKBN, Gus Nabil Sosialisasikan Pencegahan Stunting
Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
“Saya mendorong pemerintah memberi perhatian khusus terhadap stunting ini. Sebab ini menyangkut masa depan penerus bangsa agar menjadi generesi yang sehat dan kuat," katanya dalam Sosialisasi pencegahan stunting, Penguatan peran serta mitra kerja dan stakeholder dalam implementasi kegiatan prioritas pembangunan keluarga.
BACA JUGA: Turunkan Angka Stunting di Indonesia, Bappenas Menyasar Generasi Z
Fadholi menambahkan upaya mendukung penanganan stunting ini di antaranya penambahan gizi kepada masyarakat.
Sebab, stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi oleh masyarakat baik saat dalam kandungan hingga perawatan paska melahirkan.
BACA JUGA: Kemensos Efektifkan Peran Keluarga untuk Menurunkan Stunting di Indonesia
“Problema keluarga juga terkadang bisa memperburuk kondisi stunting. Karenanya, pemerintah perlu melakukan pendampingan-pendampingan dalam upaya mengatasi stunting ini. Misalnya, bantuan peningkatan gizi kepada masyarakat,” ucap politikus Nasdem ini.
Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Ahmad Taufik terus mendorong program percepatan penurunan stunting.
Dia menjelaskan kondisi pandemi, pihaknya masih terus melakukan penekanan angka stunting. Namun dalam penekanan itu hasilnya masih minim.
Oleh sebab itu, kata dia, Presiden RI Joko Widodo menunjuk kepada BKKBN untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
“Tentu ini menjadi tugas berat bagi kami dalam mempercepat penurunan angka stunting. Bapak Presiden RI mengharapkan BKKBN bisa menekan angka stunting hingga 50 persen dari kondisi sekarang, hingga di tahun 2024 diharapkan bisa mencapai angka 14 persen,” ucapnya.
Sebab, keluarga merupakan ujung tombak utama membangun keluarga berkualitas yaitu keluarga yang mandiri, sehat, sejahtera yang memiliki wawasan ke depan yang bertanggung jawab dan harmonis.
Untuk itu, dia menekankan pentingnya untuk tetap menjaga agar mental karakter dan moral keluarga tetap terjamin dalam memiliki kemampuan yang mandiri sehingga unggul dalam segala hal.
“Kualitas SDM dimulai dari keluarga, anak dalam kandungan dan dilahirkan diharapkan menjadi anak yang sehat karena keluarga merupakan lingkungan utama dan pertama bagi anak-anak dalam pendidikan karakter dan tidak membatasi tempat,” kata dia.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich