Kemensos Efektifkan Peran Keluarga untuk Menurunkan Stunting di Indonesia

Kamis, 21 Oktober 2021 – 07:35 WIB
Kemensos melalui Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) melaksanakan penyuluhan sosial prioritas pencegahan resiko dan dampak bagi kesejahteraan anak dan keluarga di Kabupaten Lahat, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Foto: Kemensos

jpnn.com, LAHAT - Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada para menteri terkait dalam upaya menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Presiden memprioritaskan 10 provinsi, yakni NTT, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

BACA JUGA: Ahli Gizi Ungkap Peranan Remaja Mencegah Stunting

Menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini melalui Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) memberikan perhatian terhadap pencegahan dan penanganan masalah stunting dengan peran keluarga.

“Penyuluhan sosial untuk pencegahan stunting dengan pendekatan keluarga sangat diperlukan," kata Kepala Puspensos Wiwid Widiansyah pada kegiatan Penyuluhan Sosial Prioritas Pencegahan Resiko dan Dampak Bagi Kesejahteraan Anak dan Keluarga di Kabupaten Lahat, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kabar Baik Perihal Prevalensi Stunting di Malang

Kegiatan tersebut diikuti 60 peserta yang merupakan pemangku kepentingan masyarakat di Kabupaten Langkat dengan melaksanakan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir.

Wiwid menekankan peran penyuluh sosial dalam penyampaian informasi dan edukasi bahaya stunting kepada pemangku kepentingan masyarakat, sehingga mampu menjadi inisiator penggerak masyarakat berpartisipasi dalam pencegahan dan penanganan bahaya stunting

BACA JUGA: Fakta soal Stunting, Bisa Jadi Ancaman Besar, Waspada!

"Dengan pendekatan melalui keluarga sebagai bagian dari masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan bagaimana kita berusaha melakukan pencegahan dan penanganan stunting di tengah masyarakat,” ujar Wiwid.

Menurutnya, peran keluarga sangat penting mencegah stunting di setiap fase kehidupan, dimulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya, sehingga mendukung upaya pemerintah dalam penanganan stunting di tanah air.

“Upaya pencegahan stunting penting dilakukan pada sejak dini, yaitu masa anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun dan menjadikan peran keluarga sangat penting di fase ini,” tandas Kapuspensos.

Pada kegiatan itu juga hadir sebagai narasumber, Anggota Komisi VIII DPR Rudi Hartono Bangun.

Rudi mengatakan pemerintah fokus terkait penanganan stunting, seperti melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

"Intervensi gizi spesifik dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan memiliki kontribusi sekitar 30 persen dalam pencegahan stunting,” kata Rudi.

Untuk intervensi melalui gizi sensitif dilakukan melalui masyarakat umum, termasuk keluarga, sehingga dampak intervensi lebih bersifat jangka panjang dan memiliki kontribusi 70 persen dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

Rudi menambahkan peningkatan kapasitas sangat penting diberikan kepada para pemangku kepentingan kelembagaan lokal yang ada sebagai wujud transfer knowledge, value dan skill.

"Sehingga bisa menyampaikan dan mempengaruhi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pencegahan resiko dan dampak stunting pada anak," pungkas Rudi. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mensos Risma Ajak Masyarakat Tangani Korban Bencana Alam hingga Stunting


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler