jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI fraksi Gerindra Fadli Zon menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta publik tidak mempermasalahkan masuknya TKA berpaspor China ke tanah air semasa penerapan PPKM Darurat.
"Soal pernyataan jangan permasalahkan TKA asing, inilah contoh arogansi kekuasaan yang dipertontonkan di tengah kedaruratan," tulis Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu di Twitter akun @fadlizon, Rabu (7/7).
BACA JUGA: Fadli Zon: Negara Sudah Tidak Mampu Menyelamatkan Nyawa Rakyat
Menurut Fadli, publik pada dasarnya hanya membandingkan bebasnya TKA berpaspor China masuk ke tanah air, tetapi di sisi lain mobilitas rakyat dibatasi semasa pemberlakuan PPKM Darurat.
"Mobilitas rakyat dibatasi ketat bahkan dengan kendaraan militer, TKA dari China masih bisa melenggang," tutur dia.
BACA JUGA: Tiga Alasan Menolak PPN Sembako Versi Fadli Zon, Ada Kata Amoral
Luhut sebelumnya menjelaskan alasan mengapa WNA masih diizinkan masuk ke Indonesia di masa PPKM Darurat.
Penanggung Jawab Pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali itu menyatakan orang maupun tenaga asing boleh masuk asalkan mematuhi sejumlah persyaratan.
BACA JUGA: Fadli Zon Nilai Pemerintah Jahat dan Miskin Imajinasi
Di antaranya, yakni sudah mengikuti vaksinasi Covid-19, lalu tes PCR begitu tiba di Indonesia, dan wajib karantina selama delapan hari.
"Setelah (karantina, red) itu, di PCR lagi baru bisa keluar. Jadi prosedur ini kami lakukan dan berlaku di mana-mana di dunia. Hanya saja ada yang (karantina, red) delapan hari, ada yang 14 hari, ada yang 21 hari. Tergantung negaranya," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa, (6/7).
Pria berlatar belakang tentara itu mengatakan pemerintah telah melakukan kajian terlebih dahulu sebelum menerapkan aturan tersebut.
Menurut Luhut, pemerintah mempelajarinya dari negara yang dianggap baik menangani masalah pandemi Covid-19.
"Jadi enggak ada yang aneh sebenarnya. Kalau ada yang asal ngomong, enggak ngerti masalahnya jangan terlalu cepat ngomong," kata dia. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan