jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Periode 2019-2024 Fadli Zon menyebut tindakan penjajah Israel atas bangsa Palestina sangat brutal dan biadab. Israel melakukan kekejian dan kekejaman luar biasa yang menimbulkan korban masyarakat sipil termasuk wanita dan anak-anak.
"Kita tahu Israel adalah bentukan pemerintah kolonialis dan imperialis yang masuk dari Eropa. Mereka bukan penduduk asli tetapi kemudian menduduki wilayah Palestina," kata Fadli Zon di kanal YouTube pribadinya, baru-baru ini.
BACA JUGA: Israel Berhenti Bombardir Gaza, Hamas Klaim Berhasil Lindungi Tempat Suci Rakyat Palestina
Menurut Fadli, tindakan di luar batas kemanusiaan yang dilakukan Israel termasuk menyerbu Masjidilaqsa ketika umat Islam tengah beribadah di penghujung bulan suci Ramadan 1442 H kemarin. Polisi di sana melakukan penembakan dan juga gas air mata di situs suci umat Islam.
"Kemudian mereka melakukan pengeboman kepada warga di Jalur Gaza yang menimbulkan ratusan korban jiwa termasuk puluhan anak dan wanita," ujarnya.
BACA JUGA: Lanjutkan Silaturahmi Kebangsaan, PKS Kunjungi PAN, Singgung Soal Serangan Israel ke Palestina
Fadli menyebut apa yang dipertontonkan Israel telah menuai reaksi di berbagai belahan dunia. Namun, hal itu belum cukup, pemerintah di seluruh dunia perlu bersikap yang tegas dan jelas agar aksi yang dilakukan Israel dihentikan dan Palestina mendapatkan kemerdekaan.
"Palestina harus kembali mendapatkan hak-haknya termasuk tanah mereka yang direbut, diduduki dan dijarah oleh Israel," tegasnya.
BACA JUGA: Keras! PB HMI Kecam Agresi Zionis Israel
Politikus Gerindra ini juga menuntut agar PBB mengambil langkah nyata terhadap pelanggaran yang terus berulang dilakukan Israel. Termasuk memberikan sanksi internasional.
"Pemerintah Indonesia juga harus melakukan aksi nyata agar kekerasan dan ketegangan di Jalur Gaza tidak meluas," katanya.
Fadli Zon lantas mengingatkan bahwa Indonesia berutang budi kepada Palestina dalam merebut kemerdekaan. Sejarah mencatat Palestina termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.(esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad