jpnn.com - JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyesalkan Presiden Joko Widodo yang tidak mau menemui perwakilan massa Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) kemarin.
Menurut Fadli, aksi itu bukan main-main karena menuntut keadilan dalam penegakan hukum kasus penistaan agama Islam yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
BACA JUGA: Fadli Zon: Prabowo Hargai Sikap Saya
“Itu aksi satu juta massa, itu tidak main-main dan terbesar dalam sejarah Indonesia,” kata Fadli saat diskusi bertajuk “Rivalitas Elit Pilkada DKI” di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).
Dia menyatakan, ada kabar sehari sebelumnya bahwa presiden siap menerima 25 perwakilan massa pada Jumat (4/11).
BACA JUGA: Jokowi Seharusnya Gandeng Ulama
Perwakilan massa juga sudah menyusun 25 orang untuk menemui presiden menyampaikan aspirasi. Namun, presiden pada saat demo tidak mau menerima masyarakat.
Seharusnya, kata dia, presiden menerima perwakilan massa yang menyampaikan aspirasi. Soal apakah aspirasi itu diterima atau tidak, itu urusan presiden.
BACA JUGA: KKP-Kemenhub Beda Peraturan, Nelayan Bingung Saat Melaut
Yang jelas, Fadli memandang, tidak ada maksud buruk demonstran kepada Jokowi.
“Maksudnya massa itu hanya ingin penegakan hukum,” kata politikus Partai Gerindra ini.
Sebab, kata dia, presiden diduga keras berkali-kali melindungi Ahok dari proses hukum.
Dia mencontohkan, di kasus dugaan korupsi pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, Ahok tidak diproses.
Padahal, perhitungan kerugian negara dari Badan Pemeriksa Keuangan juga sudah jelas. Namun, Ahok tidak diproses hukum.
“Dugaan keras Jokowi lindungi saudara Ahok. Itu jelas sekali. Termasuk diam saja itu melindungi,” tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sikapi Aksi 4/11, Pengamat: Jokowi Biasa, JK Lebih Jelas
Redaktur : Tim Redaksi