Fadli Zon: Metode Survei Capres Ketinggalan 30 Tahun

Kamis, 07 Desember 2017 – 11:39 WIB
Fadli Zon. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon santai menanggapi hasil survei soal calon presiden (capres) oleh sejumlah lembaga yang menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto berada di bawah petahana Joko Widodo.

Menurut Fadli, saat ini Prabowo juga masih belum menjadi kandidat dan turun ke lapangan. "Pak Prabowo belum menjadi kandidat. Biasa, tapi kalau dilihat hampir semua survei Pak Prabowo ada di dua besar, dan yang lain masih jauh di bawah itu," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/12).

BACA JUGA: Jika Diangkat CPNS, Jangan Lupa Pilih Pak Jokowi ya, Takbir!

Namun, hasil berbeda ketika dilakukan survei di media sosial. Fadli mengatakan berdasarkan hasil-hasil survei di media sosial, Prabowo seringkali menjadi pemenang. "Di survei di medsos dan lain-lain malah Pak Prabowo seringkali leading," ujarnya.

Karena itu Fadli mengkritik metodologi survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Menurut dia, metodologi survei itu harus dievaluasi. Sebab, yang digunakan adalah metode konvensional. "Bayangkan 1200 orang (responden) merefleksikan pandangan atau persepsi 261 juta orang," katanya.

BACA JUGA: AHY Masih Dianggap Politikus Karbitan

Menurutnya, kalau dahulu mungkin metode dengan jumlah responden seperti itu bisa menggambarkan pandangan publik.

Karena itu, Fadli menegaskan harus dilakukan evaluasi total terhadap metodologi survei. "Karena banyak sekali survei ini gagal," tegasnya.

BACA JUGA: Bakal Usung Jokowi Lagi, NasDem Melapor ke Muhammadiyah

Dia mencontohkan, saat Pilkada DKI Jakarta lalu, semua survei meramalkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menang. Namun, faktanya Ahok tidak menang. Hasil survei pun kebanyakan salah. "Cuma kami yang benar," kata Fadli.

Saat itu, kata dia, survei internal Gerindra yang diumumkan malam sebelum pencoblosan menyatakan Anies Baswedan akan memperoleh 58 persen. Hasil akhir perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Anies meraih 57,97 persen. "Meleset 0,03 persen saja," ujar Fadli.

Karena itu, Fadli menyarankan metodologi survei yang kuno harus dievaluasi total. Supaya hasilnya bisa lebih tepat. "Mungkin sudah ketinggalan 30 tahun," tuntasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boni Sebut Pak BG Pantas Jadi Cawapres Pendamping Jokowi


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler