Fadli Zon Sebut Jokowi Ahistoris soal Agama dan Politik

Rabu, 29 Maret 2017 – 16:51 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam sebuah pertemuan konsultasi pimpinan lembaga tinggi negara pada 2015. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pernyataan Presiden Joko Widodo tentang pemisahan agama dari politik merupakan hal yang tak tepat. Fadli justru menyebut presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu tak memahami sejarah.

“Pernyataan Presiden Jokowi kurang tepat, bermasalah, dan bahkan ahistoris. Indonesia bukanlah negara agama, tapi itu bukan berarti agama harus terpisah dari kehidupan politik,” ujarnya, Rabu (29/3).

BACA JUGA: Jokowi: Pastikan Betul Semua Desa Menerima Dana Desanya

Politikus Partai Gerindra itu menegaskan, agama dalam masyarakat Indonesia sudah menjadi realita sosial sekaligus politik yang tak bisa dipisahkan. Secara historis, lanjutnya, para pendiri negara juga sudah mengakui semangat itu sejak awal.

Karenanya, agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia melingkupi seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, politik, hingga hukum. “Hukum agama diakui dalam sistem hukum kita seperti hukum perkawinan, warisan, dan seterusnya,” tegasnya.

BACA JUGA: Fadli Zon: MoU Jangan jadi Upaya Melindungi

Lebih lanjut Fadli mengatakan, Bung Hatta pada 1973 begitu gigih mendorong pemerintahan Presiden Soeharto agar mengadopsi hukum Islam dalam UU Perkawinan. Bahkan Bung Hatta pula yang menyatakan bahwa berjuang membela tanah air bagi muslim bukan sekadar pilihan, namun merupakan tugas hidup.

“Ini menandakan agama melekat dalam masyarakat kita,” sambungnya. ”Agama adalah tuntunan hidup bagi umatnya dan dijamin oleh konstitusi.”

BACA JUGA: DPR Siap Temui Delegasi Massa Aksi 313

Terkait pernyataan Jokowi yang menyebut mencampurkan agama dengan politik sering menimbulkan gesekan, Fadli menganggapnya hal itu hanya karena persoalan Basuki T Purnama alias Ahok. Menurutnya, problem utamanya terletak pada ketidakmampuan Ahok mengendalikan ucapannya di depan publik.

“Sehingga melewati koridor yang sangat sensitif. Di situlah akar utamanya. Jika saja tidak ada pernyataan Basuki Tjahja Purnama yang menyinggung kelompok Islam, gesekan masyarakat juga tidak akan eskalatif seperti saat ini,” ucapnya.

Fadli juga berharap agar Presiden Jokowi bisa lebih jernih mengidentifikasi akar permasalahan. Gesekan saat ini tak ada hubungannya dengan relasi antara agama dan politik.

“Tak ada masalah jika ekspresi dan motivasi politik seseorang dijalankan berdasarkan nilai-nilai agama. Faktanya sejak awal kemerdekaan selalu juga ada partai berdasarkan agama,” pungkasnya.

Sekedar informasi, Presiden Joko Widodo saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3) meminta semua pihak agar memisahkan persoalan politik dan agama. Menurut presiden, pemisahan tersebut untuk menghindari gesekan antarumat.

"Inilah yang harus kita hindarkan. Jangan sampai dicampuradukkan antar politik dan agama. Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana politik," tegas presiden.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setnov Getol Mengampanyekan Jokowi, Sepertinya demi...


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler