Fahmi Habsyi Bikin Puisi Untuk Kedua Capres

Selasa, 22 Juli 2014 – 15:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Trisakti Fahmi Habsyi, kembali membuat puisi terkait pemilihan presiden. Kali ini, puisi itu dipersembahkan Fahmi untuk pendukung calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Ini puisi kontemplasi dipersembahkan bagi  pendukung Jokowi maupun Prabowo khususnya kawanku Bung Fadli Zon bahwa proses Pilpres ini tidaklah sekedar siapa yang menang dan kalah," kata Fahmi dalam keterangannya, Selasa (22/7)

BACA JUGA: Merasa Dicurangi, Prabowo Tarik Diri dari Proses Pilpres

Ia melanjutkan, hakekatnya adalah kehendak yang Ilahi menaikkan dan menurunkan seorang pemimpin.

"Sebagaimana sejarah kita melihat pemimpin besar dan hebat bertahun-tahun berkuasa dan tiba-tiba  jatuh yang mungkin juga kita pikir tidak mungkin bisa jatuh," katanya.

BACA JUGA: Prabowo Tolak Pilpres Bukan Karena Kalah Atau Menang

Menurut Fahmi, kekuasaan adalah pisau bermata dua bisa menjadi anugerah jika dijalankan dengan baik, tapi bisa juga musibah jika mengkhianatinya.

"PR" pak Jokowi-JK ke depan adalah bagaimana menggenapkan suara pilpres ini menjadi 100 persen dengan merebut hati 47 persen pemilih yang masih ragu memilih mereka dengan tindakan kerja nyata pro-rakyat," katanya.

BACA JUGA: Saksi Kubu Prabowo-Hatta Langsung Keluar dari Ruang Pleno

Ia menambahkan, kondisi Indonesia yang sedang "downtrend" ini memerlukan pemimpin yang tidak sekedar bisa membawa Indonesia melangkah, tapi harus bisa membawa Indonesia melompat.

"Jokowi terpilih karena antitesis pola kepemimpinan saat ini. Rakyat membuat harapannya sendiri bahwa presiden itu tidak perlu gagah dan ganteng, jika harus "ndeso"pun tak apa-apa asal mau bekerja sedikit retorika, tegas dan tidak ragu ambil resiko, sederhana dan merakyat atau tidak menampilkan pola kepemimpinan formalistik. Jokowi mungkin bisa dianalogikan sebagai Harun Alrashid-nya Indonesia," kata Fahmi. (boy/jpnn)

Berikut puisinya:
 
Dua, Dua

Dua Desember Duaributigabelas
Isyarah mimpi melesat di malam hari
Mas Jo datang bercelana pangsi hitam bergaya pitung
Mencicipi semangka di taman depan
Dua belas Desember Duaribu tigabelas
Isyarah malam sapa kembali saat waktu Malaikat berjaga
Mas Jo bisik: "Bismillah mas jalani yang kamu yakini"
Dua dua Desember Duaribu tigabelas
Gerakan pro mas Jo ditabuh senyap paguyuban rakyat
Umpatan, sindiran, cercaan hambar dirasa memekakkan telinga
Yakin langit beserta kita
Dua belas Maret Duaribu empatbelas
Putri Fatmawati menoreh matahari disiang hari
Turunan pemimpin lahirkan pemimpin
Sejarah goreskan tinta emas ditangannya
Hari Pancasila dititipkan-Nya nomer dua
Dua dua Juni Duaribu empatbelas,
Gelombang angkara fitnah robek relung kalbu
Tidur penuh amarah tersentak isyarah malam
Mas Jo tunjukkan mata didepan wajah berucap padat : "Iki mas pulungku"
Salam dua jari jadi irama
Putra Sang Fajar bernafas lega
Dua-dua Juli Duaribuempat belas"
Firman-Nya tak bisa dibantah : "Ku berikan dan Ku cabut kerajaan pada yang Ku hendaki"
Tak ada yang menang, juga tak ada yang kalah
Yang ada hanya terpilih
Kuasa adalah anugerah, juga bisa jadi musibah
Takkala dua mata tak mampu lihat yang haq
Takkala dua telinga tak mau dengar keluh kesah
Takkala dua tangan tak dapat rangkul sesama
Takkala dua kaki tak inginbergerak melangkah
Tujuh jalan Raja Agung berwasiat dalam Gendhing:
swadana maharjeng tursita; bahni bahna amurbeng jurit; rukti setya garba rukmi;
sripandayasih krani; gaugana hasta; stiranggana cita; smara bhumi adi manggala
Selamat Mas Jo,
Indonesiaku harus melompat.....!!

Fahmi Habsyi, Ciganjur 22 Juli 2014.
Direktur Pusat Kajian Trisakti
Salahsatu deklarator gerakan Pro Jokowi (Projo), Anggota Tim Khusus Timses Pemenangan Jokowi-JK

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Minta TNI-Polri Siaga 24 Jam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler