JAKARTA - Sebagian besar personel anggota tim kampanye JK-Wiranto yang berasal dari kubu Golkar kini bersatu dalam tim sukses yang akan mengusung Yuddy Chrisnandi memperebutkan ketua umum (Ketum) GolkarFahmi Idris, misalnya, yang menjabat ketua timnas JK-Wiranto akan menjadi ketua Dewan Penasihat Tim Sukses Yuddy Chrisnandi
BACA JUGA: KPU Didesak Stop Penghitungan Suara
Sementara, ketua tim sukses Yuddy dijabat Zaenal Bintang
BACA JUGA: Gelar Rapim, Pimpinan DPR Siapkan Pekan Orientasi
"Indra akan menjadi campaign manager bersama Tantowi Yahya yang menjadi deputi campaign manager," ungkap YuddyBACA JUGA: JK-Wiranto Menang di Sulsel
Bendahara tim sukses adalah Poempida Hidayatullah, menantu Fahmi Idris yang kini menjabat wakil Bendahara Umum DPP Partai GolkarDi bawahnya ada 33 ketua tim penggalangan dan pemenangan di seluruh provinsiTim itu beranggotakan caleg-caleg terpilih dan tak terpilih Golkar untuk DPR di pemilu legislatif laluTim sukses Yuddy mengendalikan seluruh operasinya dari lantai 27 Menara Karya, Kuningan, Jakarta Selatan.
Yuddy menyatakan sebagai calon ketua umum dhuafa bila dibandingkan dua kompetitornya, Aburizal Bakrie dan Surya PalohNamun, dia yakin dukungan akan mengalir dari DPD-DPD I dan II Golkar yang menginginkan Partai Golkar kembali kuat seperti masa laluMeskipun, dia bergerilya tanpa politik uang.
"Mereka boleh terima uang dari mana-manaTapi, ketika sendirian di bilik suara, mereka pasti akan memilih kandidat yang mampu memperjuangkan kehidupan partai jika dibandingkan dengan kandidat-kandidat yang akan menjadikan Golkar sebagai fosil," katanya.
Yuddy menuturkan, Golkar di Pemilu Legislatif 2014 harus melawan partai-partai besar yang dipimpin anak-anak muda"Tidak bisa saya bayangkan kalau tokoh-tokoh sepuh Golkar harus melawan Partai Demokrat yang dipimpin Anas Urbaningrum, melawan PKS yang dipimpin Zulkiflimansyah, melawan PDIP yang dipimpin Pramono Anung atau Puan Maharani, melawan Hanura yang dipimpin Yus Usman Sumanegara, dan melawan Gerindra yang dipimpin Fadli Zon," tuturnya.
Yuddy membantah bahwa dirinya maju menjadi calon ketua umum untuk meningkatkan nilai tawar agar direkrut pengurus harian DPP Partai Golkar atau menjadi penggembira seperti pernyataan Muladi"Itu pendapat kalangan konservatifMuladi tidak pernah mendukung munculnya orang muda di GolkarSecara fair, selama lima tahun, Muladi adalah penggembira yang tidak memiliki kontribusi ke DPP Golkar," tandasnya.
Meski bukan pengusaha seperti Aburizal Bakrie dan Surya Paloh, Yuddy mengklaim mampu memenuhi kebutuhan anggaran untuk operasional GolkarSebelumnya, Akbar Tandjung juga bukan pengusaha, namun mampu membawa Golkar memenangi Pemilu Legislatif 2004"Saya tahu mekanisme mencari dana halal melalui strategi me-manage trustSebelum Pak Kalla, kan juga bukan pengusaha yang menghidupi Golkar," tandasnya(noe/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY-Boediono Unggul di Bali dan Riau
Redaktur : Tim Redaksi