jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Fahri Hamzah menyesalkan Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang menganggap surat suara tercoblos di Malaysia sebagai sampah.
Fahri mengatakan, jangan ada kesan pemerintah dan penyelenggara pemilu kelihatan tertutup.
BACA JUGA: Seret Mahathir, Fahri Ingin Kasus Surat Suara Tercoblos Tidak Ditutup
"Seperti di kasus Malaysia itu, buka saja jangan kemudian mau tutup bilang wah itu kartu yang sudah dicoblos dianggap sampah," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Senin (15/4).
BACA JUGA : Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Akankah Bisa Terungkap?
BACA JUGA: Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Fahri Hamzah Surati Mahathir Mohamad
Mantan wasekjen PKS itu menegaskan bahwa ini bukan soal kartu yang dicoblos dianggap sampah.
Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyatakan harus diungkap siapa yang mencoblos dan punya akses pada kertas suara.
BACA JUGA: HNW Merasa Aneh KPU Anggap Surat Suara Tercoblos di Malaysia Sampah
"Dari mana asal kertas suara itu, siapa yang supply, kenapa bisa ada di tempat ilegal itu," ungkapnya.
BACA JUGA : Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Fahri Hamzah Surati Mahathir Mohamad
Mantan aktivis mahasiswa 1998 itu menegaskan bahwa yang seperti ini seharusnya dibuka dan dibicarakan dengan terang di publik.
"Jangan dianggap sampah, dianggap selesai," sesalnya.
Menurut Fahri, hal inilah yang bisa membuat publik percaya bahwa ada kecurangan dalam pemilu.
"Kami mau bilang tidak curang, bagaimana, kasus begini besar kok ditutup, apalagi sekarang kalau mau lobi-lobi polisi Malaysia," jelasnya.
Fahri mengatakan pagi tadi sudah mengirim surat lewat Twitter kepada Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad, meminta agar kasus ini jangan ditutup.
"Karena kasus ini kasus besar dan ini modusnya ada di mana-mana, ada orang punya akses pada kelebihan cetak kertas suara," ungkap Fahri.
Apalagi, ujar Fahri, Bawaslu sudah menyatakan bahwa kertas suara itu asli. Dia heran kenapa kasus ini tidak mau dibuka terus terang.
Fahri menyatakan seharusnya KPU transparan. "Makanya KPU jangan ada kesan oh mau main mata, kasus ditutup, dibilang kertasnya sampah, tidak usah diakui," kata pria yang kerap tampil berpeci ini.
Sekali lagi, Fahri mengatakan bahwa bukan di situ letak masalahnya, tetapi bagaimana surat suara bisa diakses orang yang tidak bertanggung jawab. "Dari mana dia dapat akses, siapa di KPU yang memberikan otorisasi pengedaran kertas suara di luar mekanisme disimpan di tempat ilegal," ungkapnya.
Menurut Fahri, hal itu harus diburu. Jangan dianggap remeh. Jangan dianggap sampah saja. "Wah ini bahaya cara berpikirnya ini," tegasnya.
Dia menegaskan, kalau memang mau berkonspirasi curang silakan, tetapi itu berbahaya bagi keselamatan demokrasi dan transisi. "Karena kalau yang curang menang, pasti orang ngamuk," jelas Fahri. (Boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Akankah Bisa Terungkap?
Redaktur & Reporter : Boy