Fahri Hamzah: Jangan-jangan Kita Tidak Punya Wibawa

Jumat, 12 Juni 2015 – 19:00 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Dalam enam bulan terakhir, pesawat asing sudah beberapa kali melintas di atas perairan Ambalat.

Januari ada tujuh pesawat melintas dan dua sisanya, Mei. Mereka yang lewat antara lain, pesawat militer, sipil, dan pesawat tanpa awak. Semuanya tanpa izin.

BACA JUGA: Kapolri Pastikan Pembunuh ANG Dijerat Pasal Berlapis-lapis

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai perlunya penjelasan resmi dari TNI AU. Khususnya, pesawat asing yang lewat tersebut merupakan kesengajaan dan ancaman atau memang hanya melintas tanpa memiliki maksud tertentu.

“Jangan sampai beredar opini di masyarakat kita tidak berdaya. Gampang dilalui orang, ditongkrongi, ditantangi. Karena itu, perlu penjelasan resmi,” ucapnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/6).

BACA JUGA: Jangan Kelamaan Endapkan Dana Desa

Menurut dia, TNI baik AU, AD, dan AL perlu meningkatkan pengawasan di Ambalat maupun daerah yang kerap kali dilintasi pesawat asing. Kekuatan militer pun perlu ditingkatkan sehingga, musuh atau negara lain yang mencoba masuk wilayah Indonesia takut.

Indonesia seharusnya memiliki sumber sumber kekuatan yang orang umum tidak tahu tetapi, musuh, lawan, dan tetangga tahu, sehingga hal itu menjadi sumber keseganan. “Itu jadi tantangan TNI,” imbuhnya.

BACA JUGA: DPR Desak Polisi Lebih Serius Ungkap Pembunuhan Ang

Fahri mengatakan pesawat asing yang melintas di Ambalat itu mengartikan bahwa setiap negara mengintai Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan posisi strategis dan menyimpan banyak sumber daya alam.

Sumber kekuatan itu termasuk pemimpin negara atau presiden. Kewibawaan presiden menjadi tolak ukur negara lain menghormati sebuah negara. Misalnya, jaman Presiden Kedua Soeharto.

Kemarahan Soeharto dapat dirasakan oleh negara tetangga sehingga, mereka menghormati dan tidak berani melakukan hal-hal yang melanggar kedaulatan Indonesia. “Kalau sekarang negara tetangga tidak menghormati wibawa kita. Harus intropeksi dan koreksi. Jangan-jangan kita tidak punya wibawa,” ujar Fahri.

Fahri mengusulkan, jika dianggap perlu, sekali-kali pesawat yang melintas perlu diberi tembakan untuk memberi peringatan. Itupun harus mengukur segala resikonya. "Masa kalah sama Ibu Susi (Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan),” katanya. (Desyinta Nur'Aini/dio)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa Berhasil, DKPP Minta Tambah Kewenangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler